Asisten Bidang Perekonomian dan
Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi Papua Elia Loupatty memastikan bumi
cenderawasih kini sudah bebas dari penyakit avian influenza atau virus yang
menginfeksi burung, tetapi juga dapat menginfeksi manusia.
Hal demikian, sebagaimana telah diterbitkanya Surat
Keputusan (SK) Menteri Pertanian No. 600/KPTS/PK.320/2017 tentang Provinsi
Papua bebas dari Penyakit Avian Influenza pada unggas.
“Saya pikir ini patut dibanggakan karena juga merupakan
kerja keras bersama pihak terkait,” terang Elia di Jayapura, kemarin.
Dia mengatakan, direncanakan pada tahun 2025 Papua juga
dapat bebas dari penyakit brucelosis. Penyakit ini menginfeksi atau menular
dari hewan ke manusia. Namun sebagian besar karena produk susu yang tidak
dipasteurisasi.
“Sebab kita mesti memastikan Papua bisa benar-benar bebas
dari penyakit yang dapat menular dari hewan,” tuturnya.
Dia berharap kedepan, Dinas Peternakan dan Kesehatan hewan
di wilayah ini dapat melakukan perencanaan teknis sesuai tupoksinya, sekaligus
penyiapan dokumen perencanaan guna memperhatikan prioritas program
kabupaten/kota, provinsi.
“Yang pasti perencanaan ini harus merujuk pada program
prioritas pembangunan peternakan dan kesehatan hewan. Sehingga di tahun 2019
nanti tidak terjadi perubahan – perubahan prinsip yang berdampak pada
keterlambatan pelaksanaan program dan kegiatan,” tuturnya.
Dia menambahkan pelaksanaan otonomi khusus di Papua dengan
pembagian alokasi dana Otsus bidang ekonomi sebesar 20 persen, diyakini mampu memacu
percepatan sektor ekonomi di wilayah ini.
Begitu pula dengan kebijakan pembagian alokasi dana Otsus
untuk provinsi dan kabupaten/kota, dimana porsinya telah ditingkatkan menjadi
80 persen, sementara 20 persen untuk provinsi.
“Dengan keberpihakan pada kabupaten/kota diharapkan dapat
mendorong pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di kampung,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Elia mengapresiasi pemerintah pusat
yang pada tahun ini memberikan perhatian besar terhadap percepatan pembangunan
perternakan dan kesehatan hewan di Papua.
“Yakni dengan diturunkannya program strategis untuk peningkatkan
populasi dan produktivitas sapi potong melalui upaya khusus sapi indukan wajib
bunting (UPSUS SIWAB) yang dibarengi
dengan alokasi dana tugas pembantuan, guna keberhasilan program di provinsi ini,”
pungkasnya.