Berdasarkan kajian yang dilakukan berbagai
institusi berkompeten, potensi lokal utama di lima kawasan pembangunan ekonomi,
baik di Saireri, mamta, anim ha, la pago dan me pago, merupakan komoditi bidang
perkebunan.
Diantaranya, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kopi,
kakao, karet, kelapa, kelapa sawit, sagu, tebu, ternak sapi, ayam dan babi.
Oleh karenanya, pemerintah provinsi mendorong bidang pertanian menjadi sektor
andalan sebagaimana Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Papua
2013 – 2018.
Hal demikian disampaikan Penjabat Gubernur Papua Soedarmo
dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli Gubernur Papua Bidang Politik
dan Kesatuan Bangsa, Simeon Itlay, pada rapat koordinasi teknis pembangunan
perkebunan, di Jayapura, Kamis (12/4).
Dikatakan, berbagai aktivitas dan kebutuhan ekonomi
masyarakat terutama orang asli Papua sangat erat hubungannya dengan ekosistem
hutan, laut, danau, sungai dan pertanian dalam arti luas.
Karena itu, program dan kebijakan pembangunan sektor ekonomi
yang berbasis pada pengelolaan potensi sumber daya pertanian menjadi suatu
pendekatan paling memungkinkan untuk meningkatkan keesejahteraan ekonomi
masyarakat.
Oleh karena itu, lanjut dia, diharapkan dalam pertemuan itu
dapat dirumuskan strategi kebijakan pembangunan perkebunan sebagai tahap awal
mempersiapkan program pembangunan jangka menengah 2019 – 2023. “Mengingat tahun
ini merupakan masa transisi,” terang dia.
Sementara terkait kegiatan pertemuan, sejumlah hal penting
yang menjadi pembahasan, yakni melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pembangunan perkebunan di Papua selama empat tahun serta sinkronisasi program
kegiatan pembangunan di 2018.
Dilain pihak, merumuskan program kebijakan strategis dan
sinkronisasi pembangunan perkebunan jangka menengah 2019 – 2013.
“Karena itu, harapan saya dalam pertemuan ini dapat
menghasilkan suatu kesepakatan besar yang dapat diwujudkan untuk kesejahteraan
masyarakat di Papua. Terutama masyarakat asli Papua yang berada di
kampung-kampung”.
“Ingat setiap rupiah yang digunakan harus berdampak positif
bagi masyarakat luas di Papua, terutama bagi masyarakat asli. Sehingga
pertemuan ini saya harap hasilkan sebuah rumusan kesepakatan besar dan
strategis,” pungkasnya.