Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi
Papua dalam beberapa tahun terakhir terlihat terus mengalami peningkatan. Dari
perhitungan Pemprov Papua, sejak 2013-2017, terjadi kenaikan IPM sebesar 2,84
poin.
Hal tersebut pada akhirnya menempatkan Provinsi Papua
sebagai top mover pertumbuhan dari 34 provinsi di Indonesia.
“Sebab hal ini pula berpengaruh pada capaian-capaian selama
lima tahun lainnya, yakni sejak dari 2013-2018, yang antara lain telah terjadi
penurunan angka kemiskinan sebesar 3,76 poin,” terang Penjabat Gubernur Papua
Soedarmo di Jayapura, kemarin.
Menurut dia, Pemerintah Provinsi Papua sangat berkomitmen kuat
memprioritaskan kebijakan pembangunan ekonomi dalam mewujudkan kemandirian
masyarakat, khususnya orang asli Papua dengan mengembangkan sektor-sektor
unggulan daerah.
Dilain pihak, tetap melakukan pengembangan ekonomi
masyarakat kampung berbasis komoditas unggulan di masing-masing wilayah adat
melalui kegiatan pendampingan.
Pemerintah Provinsi Papua juga, lanjut dia, ingin meningkatkan
nilai tambah dengan produk-produk olahan skala industri rumah tangga. Termasuk
penguatan kemampuan usaha serta upaya memfasiltasi pasar untuk meningkatkan penjualan
hasil produksi.
“Yang pasti kami juga ingin memastikan peningkatan
industralisasi komoditas melalui keberpihakan, perlindungan dan pemberdayaan
orang asli Papua. Tetapi tak ketinggalan mendorong pembangunan infrastruktur
untuk mengurangi disparitas antar wilayah,” katanya.
Dia tambahkan, Pemerintah Provinsi Papua baru-baru ini telah
melakukan peluncuran perencanaan dan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja
daerah berbasis e-planning dan e-budgeting.
Melalui proses penganggaran yang dilakukan secara sistematis
dan terstruktur, diharapkan pembangunan kedepan lebih baik serta kesejahteraan
masyarakat kian meningkat.