Juru kampanye nasional (jurkamnas) PDIP Taufik Kiemas yang juga suami Presiden Megawati Soekarnoputri mengungkapkan, PDIP akan bergotong royong untuk mengangkat kembali Megawati menjadi Presiden RI.
Pada kampanye PDIP di halaman GOR Kota Baru Kota Jambi, Kamis, Taufik juga menyatakan kebulatan tekad warga PDIP untuk mempresidenkan kembali Megawati. "Apakah kita (PDIP) siap bergotong royong untuk menjadikan Ibu Mega menjadi presiden lagi?" tanyanya yang diamini massa PDIP.
Menurut dia, Megawati yang dihantarkan wong cilik menjadi Presiden itu, merasa optimistis bisa kembali menduduki jabatan sekarang asal PDIP mendukungnya. "PDIP bukan takabur, tapi yakin bisa menang dan mendudukan kembali Megawati jadi presiden," katanya.
Taufik menambahkan, Megawati berkeinginan mencalonkan presiden karena selama tiga tahun menjabat presiden belum merasa puas membangun dan mensejahterakan rakyat. "Itu menjadi beban dan utang Ibu Mega yang harus dibayar kepada rakyat, khususnya rakyat kecil yang telah menghantarkannya menjadi presiden," katanya.
Menurut Taufik, sikap teladan PDIP kini semakin dituntut guna mengambil simpatisan rayat, dan menghindari sikap arogansi yang tidak menghargai orang lain.
Dia mengakui bahwa kini banyak orang yang berkeinginan untuk menjadi presiden, karena situasi dan kondisi keamanan, serta pembangunan mulai membaik setelah pemerintahan dipimpin Megawati selama tiga tahun terakhir.
"Dulu ketika ekonomi morat-marit, banyak orang yang enggan menjadi presiden, karena penilaian takut dibebani rakyat, namun Megawati tetap menjalaninya sambil berusaha memperbaiki perekonomian nasional," katanya menambahkan.
Di tempat terpisah, mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur membantah skenario dirinya akan digantikan mantan Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai calon presiden dari PKB jika terganjal persyaratan.
"Itu tidak benar," kata Gus Dur usai berkampanye di Yayasan Pendidikan Islam di Tambun, Kapubaten Bekasi, Kamis. Menurut ketua umum Dewan Syuro PKB ini, terlalu dini untuk membicarakan capres lain karena yang berwenang menentukan capres dari PKB adalah musyawarah kerja nasional yang akan digelar setelah pemilu legislatif.
Ketika ditanya apakah benar akan mengundang SBY dalam puncak kampanye nasional PKB di Surabaya pada 29 Maret mendatang, Gus Dur berkelit dengan menyatakan hal itu urusan panitia.
Wacana bahwa SBY disiapkan sebagai pengganti Gus Dur jika mantan ketua umum PBNU itu terganjal persyaratan menjadi capres, belakangan makin marak menyusul mundurnya SBY dari kabinet. Isyarat SBY akan menggantikan Gus Dur sudah pernah disampaikan oleh Ketua Umum PKB Alwi Shibab dan musyawarah ulama NU di Cirebon baru-baru ini.
Gus Dur sendiri pada mukernas PKB bulan Mei tahun lalu kembali dikukuhkan sebagai capres utama dan keputusan itu dikukuhkan lagi dalam rakernas pemenangan pemilu PKB belum lama ini.
Saat itu sejumlah nama yang disebut-sebut sebagai capres alternatif seperti SBY dan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi diputuskan tidak diumumkan namun disimpan dalam "brankas" yang akan dikeluarkan bila ada kejadian yang luar biasa.
Dari Pekalongan dilaporkan, Sekjen DPP PDIP Sutjipto kembali menegaskan, PDIP hingga sekarang belum memutuskan calon wakil presiden untuk mendampingi Megawati sebagai capres dalam Pemilu 2004.
"DPP PDI Perjuangan, sampai saat ini belum menetapkan cawapres untuk mendampingi Ibu Megawati sebab harus menunggu hasil pemilu nanti," katanya seusai melakukan kampanye di lapangan Sepakbola Panjang Wetan, Pekalongan, Kamis.
Ketika ditanya mengenai adanya rencana untuk berkoalisi dengan Partai Golkar, dia mengatakan bahwa PDIP tidak mungkin melakukan hal tersebut karena takut jika pemilih konstituen akan marah. "Belum... belum ada rencana ke arah sana, sebab kita takut nanti konstituen akan marah," katanya menandaskan.
Di Lampung, Ketua Umum DPP PPP Hamzah Haz menyatakan partainya akan mengajukan capres jika mampu meraih 20 suara dalam pemilu legislatif. Ini dikemukakan Hamzah seusai berkampanye di Lapangan Merdeka, Pekalongan, Lampung Timur, Lampung, Kamis.