Dinas Kesehatan (Dinkes)
Provinsi Papua mengakui pihaknya mengalami kendala, kekurangan tempat
penyimpanan vaksin campak dan rubella polio.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aron Rumainum, jika
kebutuhan vial vaksin sekitar 100.000, yang akan masuk hanya sekitar
20.000.
Bahkan ada empat tahapan pengiriman dari
Jakarta, sehingga bila provinsi mengalami kekurangan, hal serupa pun dialami
kabupaten dan kota.
“Makanya vaksin ini biasa disimpan di cold
room. Kalau di Puskesmas disimpan di kulkas penyimpanan vaksin atau vaksin
refreegator. Nah, di semua kabupaten/kota memiliki tempat penyimpanan vaksin,
tapi dari 405 Puskesmas masih perlu
diusahakan di 92 Puskesmas,” katanya.
Oleh karenanya, sambung dia, yang perlu
dicarikan solusi adalah bagaimana mengatasi di 92 Puskesman yang tak memiliki tempat penyimpanan vaksin. Sebab
vaksin rubella, hidup yang jika disimpan di cold room hanya mampu bertahan 14
hari.
Dia katakan, baru-baru ini Dinas Kesehatan
Provinsi Papua telah mengirim logistik berupa 20.000 vial vaksin, alat suntik,
poster, leaflet, cold room ke 18 Kabupaten/Kota, untuk kegiatan pelaksanaan pencanangan imunisasi massal campak rubella polio secara serentak di
seluruh Indonesia pada 1 Agustus 2018 mendatang.
Sedangkan untuk bahan-bahan berupa buku-buku
penyuluhan kepada orang tua, guru dan
kader sudah dikirim ke 21 Kabupaten/Kota di seluruh Provinsi Papua.
Aron menambahkan, pihaknya belum dapat
mengirim vaksin campak rubella polio ke empat Kabupaten, yakni Paniai,
Mamberamo Tengah, Yahukimo dan Puncak.
“Untuk itu, kami akan sosialisasi di Paniai
dulu setelah Pilbub setempat pada 25 Juli mendatang. Kalau aman maka kami akan
sosialiasi disana 27 - 28 Juli 2018 atau 30-31 Juli 2018,” terangnya.