Aksi pemukulan tenaga
pendamping oleh Penjabat Bupati Puncak Nicolaus Wenda mendapat sorotan Penjabat
Gubernur Papua Soedarmo. Kendati memaklumi hal itu, dia berharap kejadian
serupa tak lagi terulang di masa mendatang.
Sebab menurutnya, tak semestinya seorang
pejabat publik menyelesaikan masalah dengan tindakan fisik. Mestinya yang
bersangkutan memberi contoh yang baik dan menahan emosinya.
“Soal Penjabat Bupati Puncak memukul tenaga
pendamping saya sudah dapat laporannya dan itu ada kesalahpahaman ya. Memang bupati sudah mengakui tidak bisa mengendalikan
emosi.”
“Tapi bagaimana pun kan kita harus pandai
mengendalikan emosi. Tidak boleh juga sebetulnya lakukan tindakan fisik. Tapi
ya sudah lah, saya juga sudah sampaikan agar jangan sampai terjadi lagi,”
terang Soedarmo di Jayapura, pekan lalu.
Terkait permintaan tenaga pendamping agar
Penjabat Bupati Nicolaus meminta maaf secara terbuka ke publik lewat media
massa, dia menyatakan jika diperlukan wajib untuk dilaksanakan. Namun, menurut
dia, dari informasi yang diterima olehnya sudah ada pertemuan antara Penjabat
Bupati dengan korban Stepen Subay .
“Informasi terakhir sudah ada penyelesaian.
Yang terpenting jangan sampai terulang saja. Boleh kita emosi, marah, tapi
pengendalian diri itu sangat penting. Semoga ini jadi pelajaran juga sebab kita
tidak boleh melakukan tindakan fisik,” terangnya lagi.
Belum lama ini, media sosial dihebohkan dengan
video penamparan oleh Penjabat Bupati Puncak Nicolaus Wenda kepada tenaga
pendamping distrik setempat, Stepen Subay, di Ilaga.
Dalam video nampak Penjabat Bupati Puncak
sebanyak tiga kali melakukan penamparan karena kesal terhadap kinerja kurang
maksimal tenaga pendamping, di wilayah setempat. Yang bersangkutan juga dinilai
berbicara tak sesuai fakta lapangan, bahkan tak pernah berkoordinasi dengan
pemerintah setempat.
Menyikapi viralnya video tersebut, Stepen
Subay selaku korban penamparan via telepon
selulernya, Senin (27/8) membenarkan peristiwa tersebut. Insiden penamparan itu
terjadi pada 13 Agustus 2018 lalu.
Kendati demikian, pihaknya mengaku sudah tidak
mempermasalahkan insiden itu. Hanya saja, dirinya kecewa dengan sikap Bupati
Nicolaus yang dalam sebuah surat kabar tidak mengklarifikasi atau meminta
maaf.