Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut
sejumlah kepala daerah di bumi cenderawasih, jarang berada di tempat tugas.
Mereka diketahui lebih banyak melakukan perjalanan ke luar daerah ketimbang
mengurus pemerintahan di wilayahnya.
Hal demikian disampaikan Koordinator Supervisi Pencegahan
KPK Wilayah Papua Maruli Tua, menyampaikan arahan kepada seluruh aparatur sipil
negaara (ASN) di lingkungan pemerintah provinsi, kemarin.
Tak hanya itu, sambung Maruli, dalam sejumlah kesempatan
saat pihaknya berkunjung ke kabupaten, pihaknya masih menyaksikan beberapa
kantor pemerintahan kosong ditinggal ASN entah kemana.
“Ini kami saksikan saat berkeliling ke daerah-daerah.
Sehingga memang ini perlu ada perubahan sebab keberadaan pemerintah untuk
melayani masyarakat,” harap dia.
Dia katakan, gubernur dan wakil gubernur terpilih dalam
hitungan jam akan dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta.
Dia berharap pemimpin Papua yang akan dilantik itu, dapat melanjutkan
dasar-dasar pembenahan tata kelola yang baik, yang sebelumnya telah diletakkan
Penjabat Gubernur sebelumnya.
“Sebab secara khusus kami mengapresiasi Penjabat Gubernur
Soedarmo, dimana beliau sudah menunjukan kinerja yang baik. Makanya, kami
berharap Gubernur definitif yang akan dilantik bisa memberikan komitmen dan
keteladanan yang nyata bukan komitmen formil atau hanya diatas kertas,”
imbaunya.
Sebelumnya Maruli katakan, sejak 2016 KPK dan Pemprov Papua
sudah bekerja sama melakukan pembenahan tata kelola pemerintahan. Hasilnya
sudah mulai terlihat namun pihaknya mencatat ada pula yang masih harus diubah.
“Contohnya ketika kami meminta data absensi pegawai di
seluruh SKPD Pemprov Papua, dimana yang mencapai diatas 70 persen baru di 17
instansi. Sedangkan sekitar 34 SKPD masih dibawa 70 persen.”
“Ini baru absensi belum kinerja. Makanya keberadaan KPK di
Papua ini juga untuk memastikan agar seluruh ASN menjadi tolak ukur bagi
pemerintahan di kabupaten kota. Dalam artian, KPK punya concern bahwa penceahan
korupsi bukan saja bagaiamna korupsi itu diberantas. Tetapi bagaimana membangun
kesadaran ASN untuk bekerja baik dan maksimal sesuai tupoksi, tetapi juga
mendorong kesungguhan mereka untuk membangun tata kelola yang baik,” pungkas
dia.