Jayapura-Penjabat Gubernur Papua, Dr. Sodjuangon Situmorang, M.Si, berharap ada kerjasama dan perhatian dari semua pihak, terkait dengan upaya pemberantasan Narkoba di tanah Papua. Upaya pencegahan ini, menurut Gubernur, dianggap perlu untuk ditempuh secara bersama-sama, guna memutuskan mata rantai penyebaran Narkoba di tanah Papua, yang tidak hanya merusak masa depan para generasi muda, namun mengancam kelangsungan hidup manusia, akibat dampak penularan virus mematikan HIV/AIDS.
"Perlu ada kerjasama yang baik diantara semua pihak, sebagai upaya pemberantasan Narkoba. Antara lainnya, perlu ada kerjasama yang baik diantara instansi melalui pendekatan komperehensif, multidisiplin, koordinatif dan terpadu, yang merupakan prasyarat mutlak bagi keberhasilan pencegahan, pemberantasan peredaran gelap Narkoba
Upaya pencegahan ini bukan saja harus didukung oleh instansi teknis semata, tetapi harus pula ditunjang oleh masyarakat dan kita semua, agar upaya pemberantasannya dapat memberikan hasil yang maksimal. Karena, tanpa bantuan masyarakat, upaya ini tidak akan menghasilkan apa-apa," demikian ungkapnya, saat membacakan sambutan, disela-sela kegiatan sosialisasi panduan peran serta masyarakat dalam upaya Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), yang digelar di Lantai II Hotel Relat, Jayapura, Rabu (10/5) siang.
Situmorang pada kesempatan tersebut mengatakan, berbicara mengenai narkotika dan obat-obatan, tentunya tidak terlepas dari minuman keras (miras). Sedangkan untuk tingkat peredaran dan pengkonsumsian Narkoba dan miras pada kawula muda hingga saat ini, sudah masuk pada taraf mengkhawatirkan.
Terkait dengan itu, pihaknya berharap masing-masing kabupaten/kota se-Papua membentuk badan narkotika sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan peredaran gelap Narkoba. Disamping itu, pihaknya juga berharap agar pihak legislative ikut berperan serta mendukung pemberantasan peredaran gelap Narkoba, dengan pengalokasian dana penanganan Narkoba "Dalam kesempatan ini, saya minta perhatian semua pihak, baik para pejabat, para tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh adat, masyarakat dan semua unsur masyarakat lainnya, untuk peduli terhadap pemberantasan Narkoba. Selain itu, saya minta agar ada dukungan peran serta berupa penganggaran alokasi dana penanganan dan pencegahan peredaran Narkoba. Karena keberhasilan pemberantasan Narkoba hanya dapat dilakukan apabila ada peran serta dari semua pihak," paparnya.
Sementara Itu, Kapusduk Cegah Lakhar Badan Narkotika Nasional (BNN),
Drs. Mudji Waluyo, SH, MM, dalam sambutannya mewakili Kalakhar BNN, mengatakan pada tahun 2002 - 2005 menunjukan bahwa peningkatan prevalensi HIV/AIDS dari 5 persen menjadi sekitar 40 persen. Dengan demikian, lanjutnya, dari estimasi 110.000 pengidap HIV/AIDS di Indonesia, terdapat sekitar 50.000 penyalahgunaan Narkoba suntikan.
Menurutnya, menghadapi kompleksnya permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba serta seriusnya ancaman bahaya terhadap berbagai aspek kehidupan, maka perlu dilaksanakan pengefektifan sosialisasi dan penyuluhan yang bertujuan menciptakan daya tangkal atau perlawanan terhadap bahaya penyalahgunaan Narkoba di lingkungan masyarakat dan keluarga Papua.
"Untuk itu, saya tekankan disini, bahwa kehidupan beragama merupakan salah satu upaya untuk memperkuat ketahanan dalam diri indivudu. Generasi muda Papua terutama, harus memiliki dan berpegang tegus pada nilai moral dan etika beragama dan tidak boleh mengalami kekosongan spiritual (agama). Karena masyarakat yang memiliki ketahanan dan nilai lebih dibidang spriritual serta iman taqwa yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa, cenderung sulit terlibat pada penyalahgunaan Narkoba," paparnya