Jayapura-Kondisi gedung sekolah, terutama gedung SD di Kabupaten Yahukimo, hingga kini berada dalam keadaan yang cukup memprihatinkan. Selain dibangun dengan bahan material kayu, pada tahun 1979 dan 1982 lalu, sebanyak 82 persen dari 69 jumlah gedung SD yang ada di Kabupaten Yahukimo, masuk kategori rusak berat.
Kondisi demikian, tentunya mencerminkan pelayanan pendidikan yang kurang optimal di daerah tersebut. Namun, kenyataannya kendala yang dihadapi tidak hanya pada kondisi bangunan sekolah yang tidak memadai, namun letak geografis bangunan sekolah yang belum merata dibangun di seluruh wilayah dan kurangnya tenaga guru.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P & K) Kabupaten Yahukimo, Drs. N. Manuaron, saat dikorfirmasi kepada wartawan beberapa waktu lalu, membenarkan hal tersebut. Tak hanya itu, ucap kata ?memprihatinkan? turut dilontarkan olehnya apabila mengenang kondisi pelayanan di daerah tersebut.
Menurutnya, masalah pendidikan di Kabupaten Yahukimo, dalam keadaan seperti sekarang ini, perlu mendapat perhatian yang khusus dari pemerintah, sebagai upaya penanggulangan penuntasan masalah pendidikan di Papua. ?Jadi kondisi pelayanan pendidikan disana sementara ini cukup memprihatinkan. Selain gedung SD yang rusak berat, letak geografis menjadi kendala bagi masyarakat yang akan bersekolah, karena tidak semua wilayah ada bangunan sekolah. Kemudian, sebagian besar guru ada yang tidak enggan di tempat tugas, dan kami katakan itu wajar karena kesejahteraan mereka belum mendapat perhatian khusus.
Katakanlah masalah rumah guru, yang sementara ini saya mau katakana sangat memprihatinkan sekali. Karena ada sebagian besar sekolah yang rumah-rumah gurunya sudah dalam keadaan rusak berat. Sehingga itum hal yang mungkin perlu kita perhatikan,?akunya.
Menurut Manuaron, masalah lain yang dihadapi adalah kurangnya tenaga pengajar atau guru. Sehingga, proses belajar mengajar tidak berjalan optimal dan kurang teratur. ?Guru SD yang ada saat ini berjumlah 326 orang dan itu masih kurang. Idealnya, kalau jumlah SD ada sebanyak 69 unit, maka harus ada sekitar 400-an tenaga guru. Itu belum termasuk guru SMP, jadi tentunya perlu ada penambahan guru,? paparnya.
Ditambahkan, jumlah bangunan sekolah yang ada di Yahukimo, hingga saat ini baru berjumlah 71 bangunan sekolah, yang terbagi atas 69 sembilan gedung SD, 2 bangunan SMP yang baru resmi dibangun. Disamping itu, untuk mendukung program wajib belajar 9 tahun, Dinas P & K Kabupaten Yahukimo telah melakukan penambahan bangunan sekolah sebanyak 3 unit, yang baru dibangun pada tahun 2005 lalu.
?Jadi sekarang SMP sudah ada 5 unit dan SMU masih dalam taraf persiapan, baru tahun 2005 ini kita operasionalkan dan namun dibangun. Rencananya kami bangun dua dulu untuk tahap awal ini, kedepan kami akan bangun dibeberapa titik yang dirasakan perlu.
Selain itu, dalam waktu dekat kami berencana membuka 2 SMP di tahun 2006 ini, yaitu SMP Nalca, SMP Silimo. Kami juga berencana melakukan pembangunan gedung SD beberapa titik yang sampai sekarang kita lihat belum ada pendidikan yang dibuka disana, terutama di Kecamatan Ninia, Kurima, Unaukam, dan Anggruk.,? ucapnya.
Masalah pendidikan di Yahukimo, perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah. Tak hanya Yahukimo, untuk daerah terisolir lainnya perlu mendapat perhatian yang serius, baik di daerah pesisir maupun pegunungan.
Jangankan untuk Yahukimo yang berada di daerah pegunungan, kondisi pelayanan pendidikan didaerah perkotaan belum masuk standar pelayanan pendidikan yang layak. Pemerintah perlu melihat lebih jauh tentang potret pendidikan nasional di Papua. Karena apabila pemerintah berkomitmen untuk menuntaskan masalah pendidikan di Papua, maka upaya itu harus dimulai terlebih dahulu dari kampung baru ke kota. Karena sudah jelas terlihat, pelayanan pendidikan didaerah perkampungan sangat amat sangat terbengkalai.**