World Wildlife Fund (WWF) Indonesia Program
Papua menyatakan kawasan konservasi tidak dipandang sebagai penghambat
pembangunan.
Berkenaan dengan hal itu, Direktur Program Papua WWF
Indonesia Benja Victor Mambai, mengharapkan kawasan konservasi harus dipandang
sebagai modal dalam upaya mendukung pembangunan berkelanjutan di Bumi
Cenderawasih.
“Makanya kemarin dilakukan penandatanganan perjanjian kerja
sama antara Kepolisian Daerah, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA)
dan WWF Papua mengenai penguatan kawasan konservasi dan keanekaragaman hayati
di Bumi Cenderawasih.”
“Dari situ diharapkan semua pihak bisa lebih bersinergi.
Dengan demikian dari hasil sinergi itu, BBKSDA setempat dapat lebih berperan
dalam pengelolaannya,” terang dia di Jayapura, Senin (15/10).
Ditambahkan Benja, melalui penandatangan antara pihak
terkait itu, diharapkan pula kerja sama itu mampu diperluas dengan melibatkan
pemerintah daerah, masyarakat maupun pihak swasta. Dengan harapan pengelolaan
kawasan konservasi kedepan, dapat memberikan manfaat secara ekonomi kepada
masyarakat dan pemerintah daerah.
Kepala BBKSDA Papua Timbul Batubara mengatakan pihaknya kini
mengelola 19 kawasan konservasi dengan total luas 4.069.486.96 hektar dan
pengelolaan keanekaragaman hayati di seluruh Bumi Cenderawasih.
Sementara dalam rangkaian kegiatan penandatanganan
perjanjian kerja sama itu, dia mengatakan turut dilakukan pelepasan satwa liar
hasil sitaan yang dititipkan di kandang transit BBKSDA Papua di Buper Waena.
“Yaitu, berupa tiga ekor burung bayan dan tujuh ekor burung
nuri yang dilakukan di kaki Gunung Cycloop, salah satu kawasan cagar alam yang
membentang dari Kabupaten dan Kota Jayapura.”
“Untuk itu, sangat dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak,
di antaranya Polda Papua dan WWF Indonesia Program Papua yang bekerja sama
dalam rangka penguatan fungsi kawasan konservasi melalui pengamanan,
perlindungan, pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan,” harapnya.