Rencana Pemerintah Provinsi Papua untuk
mengubah porsi pembagian dana otsus (80 persen dikelola kabupaten dan 20 persen
provinsi), mendapat tanggapan Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah.
Befa Yigibalom selaku Ketua Asosiasi Bupati Pegunungan Papua
meminta agar Gubernur Lukas Enembe agar tak buru-buru melakukan evaluasi
dimaksud. Sebab pelaksanaan dana Otsus di kabupaten dan kota dinilai telah
menyentuh semua sektor, yakni pendidikan, kesehatan, ekonomi rakyat maupun
infrastruktur.
Kendati mesti merubah, Befa berharap ada penjelasan yang
tepat dari pemprov serta pembahasannya wajib melibatkan pemerintah kabupaten
dan kota. “Sebab yang pasti Gubernur dipilih rakyat karena melaksanakan dana
Otsus dengan porsi pembagian 80-20, makanya (LUkas Enembe – Klemen Tinal)
menang.”
“Karenaya, baik Gubernur, DPRP dan MRP, (dana Otsus ini)
uang rakyat sehingga jangan bawa-bawa ke provinsi. Itu tidak boleh. Kalau pun
mau bawa, mari kita bicara baik-baik. Karena suara rakyat sudah kasih (kepada
wakil rakyat) lantas kenapa mau bawa uangnya lagi,” seru dia.
Ia katakan, pernyataan yang disampaikan olehnya merupakan
suara dan harapan dari seluruh rakyat pegunungan tengah Papua. Sebab dana Otsus
yang turun ke kabupaten seluruhnya dipakai untuk membiayai kepentingan rakyat.
“Tidak ada dana itu dipakai jalan-jalan oleh kepala daerah
atau staf. Sebab kalau pula dana Otsus yang turun ke kabupaten diambil, maka
keuangan kabupaten di pegunugan bisa jebol,” serunya.
Befa juga menyampaikan hal serupa terhadap rencana Pemprov
Papua menggunakan dana infrastruktur Otsus untuk membiayai pelaksanaan Pekan
Olahraga Nasional (PON) XX 2020. Kendati memahami anggaran di provinsi masih
minim, ia minta dana infasruktur tetap diturunkan ke kabupaten untuk membiayai
pembangunan jalan dan lainnya.
“Sekalipun anggaran PON kurang uang, kami minta dana
infrastruktur itu daerah seperti pegunungan, kami tetap dapat. Sebab daerah
pegunungan perlu pula mendapat sentuhan pembangunan,” kata dia.