Jayapura-Bupati Tolikara, Dr (HCR). Jhon Tabo, mengatakan, dirinya siap diperiksa terkait dengan temuan dugaan korupsi sebesar Rp.2 milyar,seperti yang dituduhkan kepada dirinya.
?Sebagai warga negara yang baik, saya siap diperiksa untuk memenuhi tuntutan pihak yang berwajib,? demikian dikemukakannya usai melakukan penandatanganan Memorandum of Undarstanding (MoU) penuntasan masalah pendidikan di Papua, antara Mendiknas yang diwakili Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar Menengah dengan Gubernur dan para Bupati/Walikota se-Papua, di Sasana Krida Kantor Gubernur Dok II, Jayapura, semalam.
Terkait dengan itu, Tabo menilai, dugaan korupsi seperti yang dituduhkan kepadanya, sarat akan nuansa konspirasi politik dari lawan-lawan politiknya pada pelaksanaan Pilkada Kabupaten Tolikara kemarin.
Diakui Tabo, terkait dengan dugaan korupsi serupa, dirinya pada tahun 2004 lalu, sewaktu menjabat sebagai Ketua DPR, pernah mendapat tuduhan dugaan serupa, hingga diperiksa oleh pihak Polda Papua pada tahun 2004 lalu. Pada waktu itu, lanjut Tabo, dirinya diperiksa sebagai saksi dugaan korupsi.
?Waktu itu posisi saya Ketua DPR. saya dipanggil untuk pemeriksanaan di Polda, dan itu sudah dilakukan pada tahun 2004 lalu, dan persoalan ini sudah masuk pada proses pengadilan. Pada waktu itu, saya duduk sebagai.
Mengenai pemeriksaan ini, kalau menurut saya, kita harus dudukan baik, posisinya dudukan agar dimengerti. Sekarang saya Bupati, kemudian diminta ijin untuk diperiksaan kembali, padahal pemeriksaan ini sudah dilakukan 2004 lalu sebelum Pemilu.
Saya menilai ada sesuatu dibalik ini. Jadi konspirasi politik lebih tinggi. Yang jelas bahwa ini adalah lawan-lawan politik saya,? tuturnya..
Menurut Tabo, upaya pemeriksanaan ini juga merupakan manuver-manuver politik dari berbagai pihak, yang ingin menjatuhkan dirinya dari kursi kepemimpinan sebagai Bupati Tolikara. Sehingga demikian, oknum tertentu tersebut, mencari setiap kesempatan-kesempatan untuk dikembangkan menjadi sebuah kasus yang menjatuhkan dirinya.
Terkait dengan upaya ini, kata Tabo, pihaknya berharap agar pihak-pihak lain, khususnya para lawan-lawan politik yang tidak menginginkan dirinya untuk duduk di kursi Bupati, agar secara bijak, duduk bersama-sama membangun di Tolikara. Karena persoalan saling menjatuhkan hanya akan menghambat proses pembangunan Kabupaten Tolikara, seperti yang sudah dicanangkan olehnya.
?Kepada pasangan saya yang kalah seharusnya mereka menerima kekalahan itu, kalau kita sebagai orang Tolikara mari kita sama-sama duduk kita bicara, bagaimana untuk membangun Tolikara. Saya juga sebelumnya selalu mengajak mereka untuk bicara, karena saya pikir, jalan yang terbaik untuk membangun Tolikara, adalah dengan mengajak semua pihak yang ada di Tolikara untuk sama-sama membangun dan bukan saling menjatuhkan,? paparnya.**