Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua
menilai sampai saat ini belum ada kemauan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Papua, untuk
memberikan kredit kepada OAP (orang asli Papua).
Sebagai bank daerah yang berdomisili di bumi cenderawasih,
Ketua Asosiasi Pegunungan Tengah Papua Befa Yigibalom menilai, mestinya lembaga
itu lebih memprioritaskan memberi kredit bagi anak asli. Sebab keberadaan bank
itu, tak hanya untuk memperoleh laba, tetapi berkewajiban meningkatkan
perekonomian warga maupun pengusaha asli Papua, baik dalam skala kecil maupun
besar.
“Karena untuk apa kami sebagai bupati taruh uang
banyak-banyak ke Bank Papua kalau mereka tak membiasakan beri kredit untuk
putra dan putri asli daerah? Sebenarnya kita bisa tarik dana kami dari Bank
Papua. Hanya saja kita tidak seperti itu,” terang Befa di Jayapura, pekan lalu.
Befa yang juga menjabat Bupati Lanny Jaya mengaku, di wilayahnya,
dia telah memprakarsai pemberian kredit kepada masyarakat dari bank. Dimana,
pihaknya selaku kepala daerah menjadi
penjamin.
“Adik-adik kita yang sudah berusaha itu dikasi modal dengan
jaminannya dari bupati. Nah kita harap hal seperti ini bisa dikembangkan di
semua kabupaten bahkan provinsi. Supaya apa, ada kemudahan dan keberpihakan
dari bank kepada anak asli,” ucap dia.
Tak hanya soal pemberian kredit, pihaknya pun berharap dalam
pembukaan lowongan kerja Officer Development Program (ODP) oleh Bank Papua per
31 Oktober 2018, di kantor pusat bank “plat merah” tersebut, memprioritaskan
anak asli.
“Karena sudah saatnya anak-anak asli daerah ini kita dorong
supaya mampu dan bisa menjadi pemimpin di masa depan.”
“Tak hanya di Bank Papua, saya harap juga ada di pertokoan
maupun di hotel-hotel. Dengan begitu, setiap orang ke Papua benar-benar
merasakan nuansa asli daerah ini. Bukan seperti merasa ada di luar Papua,
padahal sedang berada di provinsi tertimur di Indonsia ini,” harapnya.