Asisten Bidang Perekonomian dan
Kesejahteraan Rakyat, Noak Kapisa mengingatkan instansi terkait untuk
mewaspadai wabah polio yang saat ini terjadi di Papua Nugini.
Dimana sampai saat ini, terdapat 25 kasus polio di Papua
Nugini yang telah menjangkiti sembilan
provinsi,yakni eng, morobe, madang, eastern highland, western highland,
jiwaka, ncd, ehp dan east sepik.
“Memang pemerintah bersama kementerian kesehatan berdasarkan
rekomendasi dari komite ahli imunisasi Indoensia telah mengambil langkah
antisipatif untuk mencegah masuknnya wabah polio ke Papua”.
“Namun tetap saya minta instansi terkait tetap waspada.
Makanya Provinsi Papua didorong harus bisa melaksanakan imunisasi polio
bersamaan dengan imunisasi campak rubella di seluruh Papua,” terang Noak, pada
kegiatan simulasi cegah tangkal wabah polio dari Papua Nugini ke Indonesia, di
Jayapura, Rabu (28/11).
Dikatakan, saat ini sebanyak 15 kabupaten di Papua belum
mencapai target cakupan Imunisasi Rubella dan Polio. Untuk itu, diharapkan pelaksanaan
imunisasi yang bakal berakhir hingga 30 desember 2018, bisa mengcover seluruh
anak di bumi cenderawasih.
Noak pada kesempatan itu mengapresiasi WHO di wilayah Indonesia
yang telah memfasilitasi pemerintah provinsi dan kementerian kesehatan untuk bertemu
dengan delegasi Papua Nugini di Port Moresby, guna membahas masalah wabah polio
di antar kedua negara.
Pihaknya pun mengapresiasi pemerintah pusat yang dalam upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit tersebut, telah mengalokasikan dana
dekonsentrasi 2019 sebesar Rp.45 miliar kepada dinas kesehatan, guna membiayai
kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit di kabupaten dan kota.
“Makanya, saya minta kepada kepala dinas kesehatan agar mampu
menyerap anggaran dari pusat tersebut. Namun diharapkan agar dalam
pelaksanaannya, mampu mencapai sukses target kinerja dan pertanggungjawaban
dana,” harapnya.
Sebelumnya, Sekda Papua Hery Dosinan menginstruksikan para
bupati melalui kepala kampung untuk dapat mengawasi daerah perbatasan. Sebab
dikhawatirkan, wabah itu dapat ditularkan dan dibawa melalui “jalur tikus” yang
sulit untuk diidentifikasi.
“Apalagi polio merupakan penyakit virus yang sangat mudah
menular dan menyerang sistem saraf, khususnya pada balita yang belum melakukan
vaksinasi. Dimana pada kasus yang parah, penyakit ini bisa menyebabkan
kesulitan bernapas, kelumpuhan, atau dan kematian,” imbaunya.