Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri
Papua menilai perbatasan Skouw – Wutung (RI-PNG) mulai kekurangan air bersih.
Kendati telah meminta bantuan Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Papua untuk melakukan penggalian sumber mata air baru, namun debitnya
terus menurun atau menyusut tajam sehingga tak maksimal untuk dimanfaatkan.
“Padahal sebenarnya Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Wutung
ini sudah mau dioperasikan tetapi karena ketersediaan air bersih belum ada,
maka mereka masih memanfaatkan pos kecil yang ada sebelumnya”.
“Jadi, perlu diakui memang di Skouw dan Wutung ini air
sangat sulit. Sehingga memang butuh penanganan yang tepat sehingga bisa
menghasilkan satu sumber mata air baru, yang bisa menyuplai kebutuhan di
perbatasan,” terang Kepala Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Papua,
Suzana Wanggai, di Jayapura, kemarin.
Dikatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan bertemu dengan
pihak terkait untuk membahas masalah itu. Sebab dalam tahun ini, ada rencana
dari pihak Papua Nugini (PNG) untuk membeli pasokan listrik dari Kota Jayapura.
“Sebab bila jadi, tak hanya listrik mungkin air bersih yang
mau dibeli oleh PNG dari Kota Jayapura. Sudah dibuat draft nota kesepamahan
atau Memorandum of Undarstanding (MoU), tinggal menunggu ditandatangani PLN dan
PNG Power Limited”.
“Sebab harapannya nanti pasokan listrik dan kalau bisa air
dari Jayapura ini nantinya tak hanya dibeli untuk kebutuhan PLBN yang ada di
Wutung. Tetapi nanti mengakomodir semua kampung yang ada di sekitar Skouw,
bahkan bisa sampai ke Vanimo,” terangnya.
Sementara menyoal proses pembangunan pasar perbatasan RI-PNG
di Skouw, sambung dia, dipastikan dalam waktu dekat akan dikunjungi Presiden
Jokowi.
Pembangunan pasar di wilayah perbatasan RI-PNG Skouw, Kota
Jayapura oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), saat ini
dipastikan telah masuk dalam tahap akhir. Pasar tersebut pun sesuai janji
Presiden Joko Widodo bakal diprioritaskan bagi pedagang asli Papua.