Guna meningkatkan aktivitas perekonomian
warganya, Bupati Asmat Elias Kambu pada tahun ini memprogramkan pembangunan
pasar di setiap ibukota distrik.
Keberadaan pasar diharapkan mampu mendorong warga asli
setempat untuk menjual hasil buminya, sehingga memiliki pendapatan dan
kesejahteraan kian meningkat.
Bupati Elias Kambu mengatakan hal tersebut di Jayapura.
“Memang kita ingin terus dorong warga asli supaya bisa
menguasai ekonomi di Asmat. Sehingga kedepan kita memulai dari pinggir. Dimana
keberadaan pasar di setiap ibukota distrik, merupakan hal yang penting untuk
diwujudkan,” terang ia.
Diakuinya, hingga saat ini perekonomian di Asmat masih dikuasai
masyarakat pendatang. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya jumlah pedagang yang
berjualan di pasar, hingga kios-kios yang dibangun di wilayah perkotaan Agats.
Dilain pihak, saat ini masyarakat Asmat baru sekitar 65
tahun bersentuhan dengan dunia luar.
Sehingga dari sisi teori peradaban, perkembangannya belum dapat
mengikuti wilayah lainnya di Papua, seperti Kota Jayapura.
“Waktu saya masuk pada 2001 lalu di Kabupaten Asmat,
perempuan asli setempat belum tahu jual sayur. Namun sekarang ini sudah banyak yang
berdagang”.
“Jadi, kalau lihat perbandingan sekarang untuk kebutuhan
bahan lokal, seperti sayur, ubi dan lainnya kebanyakan itu dari masyarakat asli
Asmat. Sementara untuk kebutuhan lainnya memang masih dikuasai pendatang. Tapi
pelan tapi pasti kita mau rubah ini,” ucap dia.
Kedepan, tambah Bupati Elisa, pemerintah setempat akan
berupaya menampung seluruh hasil bumi pertanian warga setempat. Sebab sebagian
besar hasil bumi yang ada itu, mesti dikonsumsi karena tak bisa dijual
seluruhnya.
Dilain pihak, kedepan pihaknya berjanji akan meningkatkan
program kebijakan peningkatan kapasitas warga asli setempat. Namun ia meminta
dukungan penuh masyarakat maupun stake holder terkait, termasuk media dalam
memberi edukasi, agar upaya tersebut bisa berjalan sesuai harapan.