Pemerintah Provinsi Papua mengkhawatirkan eksplorasi bawah tanah PT. Freeport Indonesia (PTFI), yang diperkirakan telah mencapai ratusan kilometer hingga berpotensi memberikan dampak jangka yang negatif bagi tanah ini.
Menurut Sekda Papua Hery Dosinaen, dari informasi yang diterimanya, diduga eksplorasi bawah tanah yang dilakukan PTFI dari gunung gresberg Kabupaten Mimika, jaraknya sudah mencapai Kabupaten Puncak, Intan Jaya bahkan Tolikara.
“Ini yang dikhawatirkan dampaknya ke depan. Jangan sampai kalau tidak diantisipasi kawasan tersebut bisa saja tenggelam. Apalagi negara ini tidak memiliki sumber daya untuk mengukur luasan eksplorasi Freeport,” terang ia.
Karenanya, sambung Hery, pihaknya pun mendorong agar dalam waktu dekat bersama dengan pihak terkait berupaya untuk melihat langsung proses penambangan yang dilakukan Freeport.
“Sebab Gubernur Papua pun sudah menolak upaya perluasan lahan pertambangan PTFI dikarenakan kawasan yang akan dieksplorasi masuk hutan lindung dan taman Lorentz yang notebene dilindungi oleh pemerintah.”
“Harusnya Freeport menjelaskan dulu ekplorasi bawah tanahnya seperti apa. Sebab dari informasi ada empat titik bentuk spiral yang jangkauannya sudah sangat jauh. Setidaknya Freeport beri penjelasan dulu terkait hal itu ke Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Papua secara detail,” sambungnya.
Sebelumnya, Sekda mengaku Gubernur Papua Lukas Enembe telah menolak memberikan rekomendasi terkait penggunaan seribu hektar lahan untuk kepentingan eksplorasi pertambangan Freeport. Padahal permintaan ijin langsung turun dari Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, melalui suratnya yang dikirimkan ke Gubernur Papua belum lama ini.
“Memang ada surat dari kementerian terkait untuk penggunaan seribu hektar lahan. Namun gubernur sudah menolak tegas untuk memberikan rekomendasi ijin pake lahan hutan,” tutupnya.