Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Hery
Dosinaen mengimbau para kepala daerah di 29 kabupaten dan kota agar terus
bekerja keras menghilangkan stigma rawan konflik, terkait dengan pelaksanaan
pemilihan umum (Pemilu) di bumi cenderawasih.
Kendati menilai proses Pemilihan Presiden (Pilpres) tak
bakal berdampak pada stabilitas keamanan dan ketertiban daerah, Hery menilai para
kepala para kepala daerah di kabupaten dan kota wajib mengantisipasi Pemilu
Legislatif.
“Sebab ada pengalaman
pelaksanaan Pemilu Legislatif yang berujung konflik pada beberapa wilayah di
pedalaman. Seperti beberapa waktu lalu di Tolikara, dimana da calon legislatif
yang dibunuh masyarakat setempat dan terjadi perang suku. Ini kejadian nyata
yang perlu diantisipasi oleh kepala daerah,” ucap dia di Jayapura, kemarin.
Sekda katakan, Provinsi Papua kini telah didekklarasikan
sebagai tanah damai bahkan tak jarang disebut sebagai “Israel” kedua di dunia.
Hal demikian merujuk pada keindahan tanah Papua yang diberkati dengan kekayaan
alam melimpah.
Dilain pihak, Papua merupakan tanah injil yang diberkati Ottow
dan Geisler saat pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Mansinam.
“Untuk itu, saya mintakan agar agenda Pilpres dan Pileg
tahun ini jangan terjadi konflik yang berdampak pada stabiltas keamanan dan
ketetiban daerah. Intinya kita upayakan hilangkan stigma rawan konflik,”
tegasnya lagi.
Sebelumnya, Badan Intelejen Negara (BIN) memastikan
pelaksanaan Pemilu Legislatif (Pileg) di wilayah kabupaten, merupakan pesta
demokrasi paling rawan konflik di bumi cenderawasih.
Menurut Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda)
Papua, Brigjen TNI Abdul Haris Napoleon, menyebut pelaksanaan Pileg di
Kabupaten Tolikara, yang memakan korban jiwa salah seorang calon legislatif
dari Partai Golkar, hingga memicu perang suku.
Untuk itu, ia meminta aparat keamanan baik TNI maupun Polri
serta pimpinan daerah terkait agar mewaspadai pelaksanaan Pileg di wilayah
kabupaten. Upaya ini, untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa saat tahun
ini.