Sekitar 15 siswa tingkat SMP di Kabupaten
Mamberamo Raya dikabarkan tak bisa ikut Ujian Nasional (UN).
Menurut Ketua Panitia Ujian Nasional Provinsi Papua, Laurens
Wantik 15 siswa tak ikut UN dikarenakan tak terdaftar dalam Data Pokok
Pendidikan (Dapodik) di sekolah
setempat.
“Sebanyak 15 siswa ini dari penelusuran kami ternyata
merupakan pindahan dari luar Kabupaten Mamberamo Raya. Kemudian mereka yang
pindah bersekolah ke Burmeso, Mamberamo Raya tidak menyertakan ijazah maupun
berkas kelengkapan yang dibutuhkan. Pada akhirnya mereka tak terdaftar dalam
Dapodik,” terang dia di Jayapura, kemarin.
Ia menyebut hal tersebut sangat ironis sebab dapat
dipastikan bahwa ke 15 siswa itu, tak bisa ikut ujian susulan atau sebaliknya.
Sebab mereka terdaftar sebagai siswa kelas dua di kabupaten tersebut.
Dengan demikian, solusi bagi mereka adalah mengikuti ujian nasional
pada tahun depan.
Saat ini, sekitar 675 SMP dipastikan melaksanakan UN tingkat
SMP dengan jumlah peserta mencapai 39.156 siswa. 245 Sekolah diantaranya
melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), sedangkan 430 Sekolah
lainnya melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Kertas Pensil (UNKP).
Dinas Pendidikan Papua mengklaim hari pertama pelaksanaan
Ujian Nasional tingkat SMP di wilayah Papua berjalan lancar sesuai jadwal.
Sementara sejumlah daerah seperti Kabupaten Nduga yang
dikategorikan rawan gangguan kelompok kriminal bersenjata (KKB), dilaporkan sukses
menggelar ujian nasional. Dimana total ada tujuh SMP di wilayah itu yang
menggelar UN.
“Sementara untuk siswa yang mengungsi pasca penyerangan KKB
di wilayah Nduga, mereka mengikuti UN di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Tapi
Secara keseluruh pelaksanaan UN di daerah rawan semua lancar,” tutupnya.