Gubernur Lukas Enembe mengimbau putra dan putri asli Papua yang menimba ilmu pada berbagai universitas di luar negeri, agar mampu menyelesaikan studinya tepat waktu.
Penyelesaian studi tepat waktu, dipastikan membantu Pemerintah Provinsi Papua dalam hal efisiensi anggaran. Dilain pihak, juga memberi kesempatan bagi anak-anak asli Papua lainnya, untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi dalam maupun luar negeri.
Demikian ditegaskan Gubernur Lukas Enembe saat jumpa mahasiswa Papua di Western Michigan University, baru-baru ini, di Detroit Marriott at the Renaissance Center Hotel, Detroit Michigan, Amerika Serikat.
"Saya minta anak-anak dapat menyelesaikan studi tepat waktu baik untuk program S1 dan S2. Sebab masih banyak anak-anak kita yang bisa kita kirim lagi untuk bersekolah di luar negeri,” terangnya
Ditempat yang sama Ketua Tim Penggerak PKK Papua, Ny. Yulce W Enembe mengingatkan mahasiswa dan mahasiswi di Amerika untuk bersekolah dengan baik dan tidak terjerumus dalam kegiatan negatif seperti mengkonsumsi Minuman Keras (Miras), Narkoba dan pergaulan bebas.
Mama Papua juga mengajak mahasiswa dan mahasiswi untuk menjaga kepercayaan yang telah diberikan pemerintah mengikuti studi diluar negeri. “Sebagai mama mewakili mama-mama Papua, saya minta anak-anak untuk sekolah dengan baik dan tidak ikut kegiatan yang negatif,” pintanya.
Sementara itu, Kepala Biro (Karo) Otonomi Khusus (Otsus) Setda Provinsi Papua, Aryoko F Rumaropen, SP. Meng menjelaskan Pemprov Papua memberikan limit waktu kurang lebih enam tahun bagi mahasiswa Papua yang berada di dalam dan luar ngeri untuk menyelesaikan studinya. Batas waktu tersebut sudah termasuk dengan pembinaan selama satu tahun ketika para mahasiswa memulai program studinya.
“Waktu 6 tahun untuk mahasiswa itu sudah termasuk pembinaan 1 tahun ketika mereka dibina sebelum melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi. 5 tahun waktu adalah waktu yang cukup untuk selesai kuliah,” jelas Rumaropen.
Hingga saat ini, kata Karo Otsus, jumlah mahasiswa yang kuliah di Western Michigan University (WMU) sebanyak 27 orang. Dan yang menghadiri pertemuan dengan gubernur sebanyak 20 mahasiswa, dua orang diantaranya yakni Albertha Atiop Kendom dan Clarita Ester Maniagasi di wisuda tahun ini. "Mahasiswa kita di WMU ada 27 orang dan 2 mahasiswa/i tahun ini diwisuda," ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakannya bahwa tahun 2019, mahasiswa Papua penerima beasiswa Otsus cukup banyak yang diwisuda. Diantaranya 7 mahasiswa yang sudah wisuda di Corban University, 2 orang di WMU. “Ada beberapa juga yang yang sudah menyelesaikan studi S1 dan S2. Jadi tahun ini cukup banyak yang di wisuda dan ini adalah hasil dari kebijakan bapak Gubernur Enembe mengirim anak-anak Papua kuliah di berbagai perguruan tinggi,” sebut ia.