Belum lama ini, media sosial diramaikan
dengan penularan virus cacar monyet yang diderita oknum TNI. Kendati hal itu
telah mendapat bantahan, Dinas Kesehatan Provinsi Papua telah bergerak cepat
dengan melakukan peningkatan pengawasan di wilayah yang berbatasan dengan
negara tetangga.
“Kami sudah melakukan antisipasi di wilayah perbatasan
seperti Pulau Mapia di Supiori, Perbatasan Wutung, Kabupaten Merauke, Boven
Digoel, Pegunungan Bintang dan beberapa daerah lainnya yang berbatasan langsung
dengan Papua Nugini”.
“Dilain pihak, kami juga meminta petugas kesehatan mendorong
dan melengkapi imunisasi rutin yang disarankan. Dalam artian jika waktunya
divaksin harus lakukan, jangan ditunda supaya bisa mencegah terjangkit sebuah
virus,” terang Kepala Dinas Kesehatan Papua Aloysius Giay, di Jayapura,
kemarin.
Kendati demikian, ia berharap masyarakat bisa menjaga
kebersihan lingkungannya. Sebab mengadakan sanitasi yang baik, namun
berperilaku buruk seperti menumpuk sampah, makan makanan basi, hal seperti ini
bisa menyebabkan masuknya sebuah penyakit.
Dia tambahkan, cacar monyet adalah sebuah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus cacar monyet yang dapat timbul pada hewan tertentu
termasuk manusia.
Gejalanya dimulai dengan demam, sakit kepala, nyari otot,
pembengkakan kelenjar getah bening dan rasa lelah, di mana paling sering
ditemukan di daerah Afrika Tengah dan Afrika Barat.
Kendati demikian, hal itu, tak dipungkiri bisa segera masuk
ke Indonesia, bahkan Papua. Oleh karenanya, Dinkes Provinsi Papua akan meningkatkan
koordinasi dengan pemda kabupaten dan kota yang berbatasan langsung dengan
negara tetangga, untuk bersama-sama melakukan langkah antisipasi.
“Memang di Papua belum ada laporan yang masuk (virus cacar
monyet). Tapi kami berharap di Papua tidak ada penularan,” harapnya.