Dinas Kesehatan Provinsi Papua mengumumkan cakupan sub pin polio putaran kedua secara umum di bumi cenderawasih per 10 Agustus 2019, telah mencapai 85,96 persen.
Dari data dinas kesehatan terungkap cakupan sub pin polio di Kabupaten Nduga menjadi yang terendah, yakni baru mencapai 4,64 persen.
Kepala Seksi Survelains dan Imunisasi Dinas Kesehatan Papua, Togu Sihombing menjelaskan masih belum maksimalnya cakupan sub pin polio sebagian besar dikarenakan kendala anggaran, Sumber Daya Manusia (SDM) serta kondisi geografis maupun faktor keamanan.
“Intinya tiap kabupaten beda-beda kendalanya, ada yang dikarenakan anggaran namun SDM-nya tersedia. Sebaliknya pun di daerah lain, namun untuk Nduga cakupan rendah karena faktor keamanan,” terang dia di Jayapura, Senin (12/8).
Menurut dia, masih belum maksimalnya cakupan sub pin polio di Papua kini sudah menjadi perhatian serius Kementerian Kesehatan.
Dimana, Kemenkes kini akan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Dinas Kesehatan Papua, guna menunjang kegiatan imunisasi polio di daerah yang masih rendah cakupannya.
Kemenkes dipastikan bakal menggelontarkan bantuan anggaran operasional sebesar Rp2,9 miliar untuk membiayai kegiatan imunisasi polio ini. MoU tersebut rencananya dilakukan pada 19 Agustus mendatang, di Jakarta.
Ia tambahkan, saat ini instansi kesehatan setempat telah menyiapkan langkah tindak lanjut atas kerjasama itu, diantaranya dengan membentuk tim gabungan dengan melibatkan berbagai pihak yang bakal membantu percepatan cakupan imunisasi polio di wilayah cakupan rendah.
“Tim ini bakal melibatkan pihak Kesdam XVII Cendrawasih, Bidokkes Polda Papua, BPBD Papua dan terkait lainnya. Tim ini tentunya bakal dikirim ke daerah-daerah, yang jumlahnya masing-masing empat orang ditambah dua orang dari petugas puskesmas setempat,” pungkasnya.