"Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua, Drs. Andi Baso Bassaleng selaku Ketua Baperjakat Provinsi Papua, mengaku sampai saat ini belum menerima surat resmi keberatan dari Depdagri terkait pengajuan calon Sekda Asmat. Tidak disebutkan siapa yang mendapat point tertinggi dalam fit & proper test yang dilakukan kepada 3 calon Sekda Asmat, namun Sekda Andi Baso Bassaleng mengatakan bahwa ketiga calon itu mempunyai peluang yang sama untuk memangku jabatan itu.
“Soal adanya keberatan karena ada masalah terhadap rekomendasi Baperjakat Provinsi Papua kepada Depdagri, surat resminya kita belum terima. Namun yang jelas ketiganya memiliki peluang yang sama untuk duduk pada jabatan itu,” kata Sekda didampingi Kepala Biro Kepegawaian Setda Provinsi Papua, Drs. Yesaya Buiney selaku Sekretaris Baperjakat, saat dikonfirmasi di Kantor Gubernur Senin (30/4) kemarin. Menurut Sekda, Baperjakat hanya bertugas memberi pertimbangan, sehingga apabila Depdagri memberi perintah untuk melakukan fit & proper test ulang kepada ketiga calon Sekda, maka ultimatum itu akan dilaksanakan.
"Sebelumnya, Mantan Kepala Bagian Hukum & Organisasi Setda Kabupaten Asmat, Paskalis Netep, mempertanyakan rekomendasi pengajuan calon Sekda Asmat yang dinilai tidak sesuai prosedur dan penuh skandal kepentingan politik. Padahal jabatan tersebut, merupakan jabatan penjenjangan karir atau struktural. Menurut Dia, dalam fit & proper test calon Sekda Asmat oleh Baperjakat Provinsi Papua, dari 3 orang yang diusulkan, point tertinggi diraih Drs. Dominikus Yomkindo, M.SI (Kepala BP3D Asmat), disusul Yustinus Kakon, S.Sos (Kadispenda Asmat) dan terakhir Laurensius Gebze (Kepala Bawasda Asmat). Namun, dalam Surat Gubernur No. 829.2/823/2 tertanggal 27 Maret 2007 yang ditujukan kepada Mendagri, merekomendasikan saudara Laurensius Gebze untuk menjadi Sekda padahal dalam fit & proper test nilai tertinggi diraih Dominikus Yomkindo.