Sartono S.Kom akhirnya terpilih sebagai pustakawan terbaik menyisihkan dua kandidat lainnya dalam lomba Pemilihan Pustakawan Berprestasi Terbaik Tingkat Provinsi Papua Tahun 2014. Sartono menang dengan nilai 796,22 menyisihkan dua kandidat lainnya yakni Aminah Ompusunggu dengan nilai 732,55 sebagai juara dua dan Daniel Rumsaik, juara tiga dengan nilai 683,12. Ketua Panitia lomba Drs Eduard Mandosir MM dalam laporannya mengatakan, penilain juri ini meliputi test wawancara, presentasi makalah. “Untuk pustakawan terbaik ini akan dikirim ke Jakarta,â€katanya saat pengumuman pemenang lomba, Selasa (8/7).
Peserta lomba kali ini sebenarnya lima orang. Akan tetapi sebelum pertandingan satu peserta mengundurkan diri, karena sakit. Sedangkan satu peserta lainnya mengundurkan diri pada saat lomba. Sehingga jumlah total yang ikut lomba hanya tiga orang saja.Sementara itu dalam sambutannya, Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Annie Rumbiak mengatakan, pemilihan pustakawan teladan berlangsung selama dua hari. Dengan harapan dapat meningkatkan wawasan dan fungsi pada masing - masing bidangnya.
Apa yang telah didapat selama mengikuti wawancara adalah input dan wawasan yang didapat bagi saudara – saudara,â€katanya. Selain itu juga lomba ini sebagai pacuan untuk melaksanakan tugas sebagai penyelenggara perpustakaan di bidang yang telah digeluti sehari - hari. Sehingga dapat diwujudkan secara nyata dalam pembagian tugas yang bermuara pada kesejahteraan di bidang perpustakaan.Pada kesempatan itu, Annie Rumbiak meminta kepada seluruh panitia untuk selalu berkoordinasi pada ajang lomba pustakawan, perpustakaan terbaik dan lomb minat baca. Untuk selalu berkonsultasi dengan pimpinan. “Perlu ada koordinasi dengan panitia dan tim juri. Sehingga tidak bertumpu pada satu orang saja. Lakukan koordinasi karena pimpinan ada ditempat. Sehingga semua dapat berjalan dengan baik,â€pintanya.
Mantan Kepala Biro Humas dan Protokoler – Sekda Papua, juga meminta agar hal ini juga bisa dijadikan sebagai motivasi dan contoh bagi rekan - rekan ditempat kerja. “Untuk pemenang terbaik pertama yang menjadi juara dan mewakili Papua di tingkat nasional dan juga dunia. Agar bisa membawa nama Papua dan membuktikan Papua juga bisa. Jaga nama baik karena telah menjadi duta. Kedua yang belum menjadi juara agar jangan berkecil hati. Karena kesempatan masih terbuka. Jadikan sebagai tolak ukur untuk mencapai keberhasilan,â€tukasnya. Khusus untuk putra asli Papua diminta juga agar jangan mundur ditengah jalan. Karena sudah diberikan kepercayaan. “Sebab yang menentukan keberhasilan adalah saudara sendiri,â€tutupnya