Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe menegaskan salah satu syarat untuk mengurangi HIV/AIDS di Papua adalah dengan jalan sunat atau sirkumsisi. Upaya ini untuk menyelamatkan generasi muda Papua, sebagaimana di di Negara Uganda yang angka kasus Hiv/Aidsnya mencapai mencapai 40 persen, sebab tak mengenal sirkumsisi. “Berbeda dengan Negara tetangga yang mengenal sunat pada anak laki – lakinya, justru penyebarannya minim atau sama sekali tidak ada,†terang Gubernur saat memberikan materi pada Musyawarah Besar Pencegahan Hiv/Aids dan Penanggulangan Minuman Keras (Miras) di wilayah adat Meepago Provinsi Papua, di Gedung Gereja Katolik Malompo - Distrik Siriniwi - Kabupaten Nabire, Senin (17/11).
Menurut Gubernur, sikap Pemprov Papua menyikapi ancaman serius HIV/AIDS terhadap orang asli Papua antara lain dengan menyediakan dana lebih untuk diberikan kepada pihak yang serius bekerja agar tidak ada lagi orang asli Papua meninggal akibat penyebaran virus mematikan itu. Gubernur juga meminta kepada seluruh intelektual harus ada langkah - langkah serius untuk memutuskan mata rantai penyebaran penyakit ini. “Bila tidak maka akan ada kematian massal terhadap orang Papua. Jadi jangan sampai orang Papua tinggal kenangan saja,â€imbaunya. Pada kesempatan itu Gubernur juga mengatakan bahwa kawasan prostitusi Gang Dolly di Surabaya – Jawa Timur sudah tutup. Oleh karena itu, pihaknya menghimbau untuk waspada karena jangan sampai mereka berpindah ke Nabire, khususnya di Degeuwo (lokasi penambangan emas-red) untuk “menjajakan†diri. Sekedar diketahui, privalensi angka dalam penyebaran virus Hiv/Aids di Papua 2,3 persen diidap orang asli Papua. Ancaman didepan mata kita adalah generasi muda Papua yang mana dari tahun ke tahun penyakit ini
terus menunjukan angka peningkatan.
Dari data Komisi Penanggulangan Aids Papua yang sudah terdatapenderita Hiv /Aids di Papua sebanyak 17639 kasus, dengan rincian 6457 Hiv dan 11060 penderita Aids. Namun banyak yang belum terdata sebab satu orang bisa menularkan ke banyak orang. Data terakhir KPA Papua pada bulan Juni 2014, dari 17639 sudah 1229 orang meninggal akibat Hiv/Aids, tetapi sebagian besar antara hidup dan mati mereka ada dimana - mana. Sedangkan untuk wilayah adat Meepago yang meliputi enam kabupaten, setidaknya ada 6984 kasus Hiv/Aids, sedangkan 446 diantaranya telah meninggal dunia.