JAYAPURA – Tim
Krisis Center – Dinas Kesehatan Provinsi Papua yang berjumlah enam orang, Kamis
(26/11) bertolak menuju Kabupaten Nduga – Papua guna menginvestigasi dan
melakukan tindakan menyusul tewasnya 31 balita dalam kurun waktu 16 Oktober s/d
20 November.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua drg Aloysius Giyai, Kamis
pagi di Jayapura mengatakan laporan ini baru diterima pada Jumat lalu (20/11).
“Tapi tim krisis center Dinkes Papua sudah melakukan koordinasi
dengan Kepala Dinas Kesehatan dan Sekretaris Dinkes Kab Nduga,â€terangnya di
Kantror UP2KP – Provinsi Papua.
Dari laporan Dinkes Nduga dilaporkan ada kematian bayi usia
kurang dari 2 tahun. Namun penyebab kematian belum diketahui pasti.
“Hanya saja pasien yang meninggalkan menunjukkan gejala panas, demam, menggigil,
kejang dan kemudian meninggal,†katanya.
Sementara lokasi kejadian di Distrik Mbua Kampung Doigimo, Opmo,
Barapngin dan Labrik.
Dalam keterangan juga dikatakan mengenai kejadian di Distrik
Lwur – Kabupaten Pegunungan Bintang pada hari Rabu (25/11), Dinas Kesehatan
Papua mendapatkan informasi bahwa tiga tenaga kesehatan dalam program Nusantara
Sehat yang mengalami sakit.
Kemudian dihari yang sama sekitar Pukul 13:25 Wit, Dinas
Kesehatan Papua telah melakukan evakuasi terhadap tiga tenaga medis itu diantaranya
Dr Firman Budi Setiawan, Intan BR Sinaga dan Ade Tri Hastuti Amd, Ak, dengan
menggunakan Pesawat milik Missionaries Katolik AMA.
“Saat ini ketiga pasien sementara dirawat di RSU Jayapura dengan
diagnosa Penyakit malaria. Sampai pagi ini (Kamis pagi-red), ketiga tenaga
medis ini sudah dalam kondisi stabil,â€terangnya.
Sementara itu terkait dengan kejadian di RS Mitra Masyarakat
Timika, pada hari Rabu (25/11) Dinkes Papua telah mendapat laporan, bahwa ada
seorang dokter PTT atas nama dr Eleonora Sinaga, Dokter PTT daerah Provinsi
Papua yang bertugas di Kabupaten Asmat mengalami koma dan saat ini sudah
dirujuk ke Timika untuk mendapat perawatan di RSU Mitra Masyarakat – Timika.
“Saat ini pasien sementara dalam kondisi tidak sadar dan dirawat
di ICU,â€terangnya lagi.
Sebelumnya dari diagnosa awal, pasien dinyatakan terkena
malaria. Namun dalam perjalanannya setelah dilakukan pemeriksaan yang terfokus
dengan menggunakan pemeriksaan PCR, teryata dr Eleonora bukan menderita sakit
malaria.
“Diagnosis untuk pasien ini adalah penurunan kesadaran oleh
karena penyakit metabolik, karena didapatkan gula darah dan lipid darah yang
tinggiâ€, ungkapnya.