JAYAPURA – Bertepatan
dengan akan dilaksanakannya sensus ekonomi pada Mei 2016 mendatang, Badan Pusat
Statistik (BPS) Provinsi Papua mewarning seluruh petugas sensus untuk tak
memungut biaya saat bertugas di lapangan.
Hal itu ditegaskan
Kepala Tata Usaha BPS Papua Suntono, disela-sela sosialisasi sensus
ekonomi di Swissbell Hotel – Jayapura, kemarin.
Ia menyadari ada
sekian banyak oknum petugas pada sensus terdahulu yang kerap memanfaatkan
momentum tersebut. Mereka pun akan mendapat sanksi pemberhentian bila terbuka
melakukan pungutan di lapangan.
“Sensus dalam bentuk
apapun tidak pernah memungut biaya. Memang seringkali ada momentum yang
dimanfaatkan oknum tertentu untuk mencari keuntungan. Sekali lagi saya tegaskan
hal itu tidak dibolehkan,â€ujarnya.
Dikatakan Suntono,
dalam sensus ekonomi 2016 BPS Papua akan mengerahkan ribuan petugas ke lapangan
untuk mengambil data. Tujuannya untuk memotret sejauh mana kondisi
perekonomian di Papua, secara khusus dan melihat profil usaha perekonomian
di Indonesia secara umum.
Rencananya, tambah
dia, peserta sensus ekonomi adalah pelaku usaha, asosiasi, Kepala SKPD di
lingkungan pemerintah provinsi, perguruan tinggi dan perbankan.
“Sehingga dalam
sosialisasi kali ini kami mengundang mereka dengan harapan informasi ini bisa
menyebar ke masyarakat, sehingga pada saatnya nanti ada masyarakat yang
peduli dengan sensus ekonomi ini,â€sasarnya.
Dalam sensus ekonomi
kali ini, BPS Papua dalam quisionernya akan menanyakan seputar kegiatan usaha
masyarakat baik yang berskala besar, menengah maupun kecil dan mikro di level
rumah tangga.
Kegiatan sensus ini
akan terkonsentrasi di lingkungan usaha masyarakat dengan mata pencaharian
lengkap dari rumah ke rumah. Tujuannya menjaring segala bentuk pelaku usaha
di rumah tangga yang tidak kelihatan.