Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Papua tahun ini menargetkan pencetakan 4600 hektar lahan sawah yang tersebar di lima kabupaten.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Papua, Semuel Siriwa kepada pers di Jayapura, Sabtu (30/1).
Kelima Kabupaten itu, yakni Merauke 2000 hektar, Nabire 1000 hektar, Kabupaten Jayapura 500 hektar, Keerom 700 hektar dan Mappi 400 hektar.
“Untuk Kabupaten Merauke kemungkinan hari ini (senin,red) dilakukan penandatanganan kotrak kerja sama dengan pihak TNI, sebab kegiatan ini di swa kelolakan. Sementara untuk Nabire, Mappi, Kabupaten Jayapura dan Keerom, sudah dilakukan penandatangan pada Senin (18/1) lalu Kantor Dinas Otonom Kota Raja,†jelas dia.
Menurut dia, lokasi 4600 hektar lahan sawah ini sudah jelas dan telah terkoordinat melalui sistem satelit. Hal demikian untuk memastikan apakah status lahan sawah itu masuk dalam lahan peruntukan tanaman pangan atau tidak.
“Intinya semua sudah bers, karena pada 4600 hektar ini petaninya sudah ada, begitu pun juga untuk lokasinya sudah ditentukan. Koordinatnya bahkan dipastikan melalui monitoring sistem satelit untuk dicek mengenai status lahan apakah peruntukan untuk tanaman pangan atau perkebunan dan kehutanan. Hanya semua sudah siap tinggal dilaksanakan,†ujar dia.
Sementara mengomentari era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah mulai dirasakan masyarakat, Siriwa berharap agar seluruh masyarakat di provinsi ini dapat mencintai produk, barang maupun pangan lokal.
Hal demikian supaya masyarakat tak terpengaruh dengan produk luar negeri yang nantinya bakal “membanjiri†provinsi ini.
“Intinya kami dari Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura siap menghadapi MEA dan kita menyesuaikan. Makanya kami selalu menghimbau masyarakat agar semua cinta produk lokal supaya kita tidak terpengaruh dengan barang yang masuk dari luar negeriâ€.
“Sebab kalau semua cinta produk lokal, saya kira tidak akan ada masalah meski ada barang dari luar negeri masuk Papua. Buktinya pemerintah sudah mendorong penggunaan produk dan pengan lokal pada Selasa dan Kamis. Yaitu mengkonsumsi pangan lokal dan noken sebagai tas bahkan bajunya. Jika kebiasaan ini dipelihara saya kira MEA tidak akan menimbulkan masalah,†ucap dia.