Ratusan pemuda adat, mahasiswa dan organisasi kepemudaan di Papua yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Nasional Pemuda Adat Papua, melakukan aksi demo damai ke kantor Gubernur Dok II Jayapura, Kamis (18/2), menuntut agar Presiden Direktur (Presdir) PT. Freeport Indonesia dijabat oleh orang asli Papua.
Aspirasi itu disampaikan langsung kepada Gubernur Papua Lukas Enembe yang didampingi Sekda Papua Hery Dosinaen, di Halaman Kantor Gubernur.
Kelompok pemuda yang juga mendukung langkah Gubernur Papua mewacanakan pengembalian Otonomi Khusus (Otsus) Papua ini, mengancam bakal memboikot aktivitas pemerintahan di Papua bila tuntutannya tak dipenuhi.
“Kami meminta Pemerintah Papua harus mengambil sikap sama, harus mendukung Presiden Direktur Freeport dijabat orang asli Papua,†tegas Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Pemuda Adat Papua, Decky Ofide dalam orasinya.
Sementara itu, salah satu pegiat HAM, Mathius murib yang juga bergabung dalam unjuk rasa ikut mengeluhkan keberadaan Freeport yang mengeruk kekayaan alam Papua, namun penduduknya pribumi hingga saat ini masih tetap miskin.
“Makanya hal Ini harus dibicarakan secara baik kalau mau ada hasilnya. Otsus plus harus didorong, kalau tidak ya kita kembalikan,†ujarnya.
Sementara itu menanggapi aspirasi yang disampaikan para pemuda, Sekda Hery Dosinaen yang datang menemui pendemo sepaham dengan aspirasi yang disampaikan. Ia turut memberi penilaian minus terhadap keberadaan Freeport di Papua, dimana menyisakan penderitaan bagi rakyat Papua, termasuk jatuhnya korban dari TNI/Polri.
“Karena itu, saya mengucapkan terima kasih buat para pemuda yang punya kepedulian luar biasa terhadap tanah ini†ucap dia.
Meski setuju, Hery berharap para pemuda dapat menjaga keamanan dan jangan sampai terporvokasi oleh siapapun sehingga lebih fokus mencari jalan keluar untuk menyelesaikan keadaan saat ini.