Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua Elia Loupatty menilai perlu ada solusi untuk menekan harga bahan bakar minyak (BBM) yang tinggi di wilayah pegunungan.
Ia mencontohkan harga BBM di kota Wamena (diluar SPBU) yang dapat mencapai Rp15 ribu atau 25 ribu bahkan Rp75 ribu per liter, jika BBM mulai sulit didapatkan. Padahal Pemda mensubsidi angkutan BBM dari Sentani - Wamena subsidi sekitar Rp22 ribu. Sementara Jayapura - Mulia Rp42 ribu per liter.
“Tetapi harga di wamena dan sekitarnya saja kalau tidak normal seperti di Jayapura. Sebenarnya ini tidak masuk diakan sebab pemerintah daerah sudah memberikan subsidi. Karena itu, saya harap forum pemda provinsi, BUMN dan swasta yang ada di Papua harus mampu melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah ini,†imbau Asisten Loupatty di Jayapura, Sabtu (20/2) di Jayapura.
Elia juga menyebut letak geografis maupun topografi Papua yang sulit, mengharuskan penyaluran BBM di Papua menggunakan pesawat yang tak terkonstruksi. “Karena itu sangat rawan sekali terjadi kecelakaan, dimana pada dua tahun lalu setelah pesawat tiba di Wamena langsung terbakar. Di dunia ini saya rasa hanya di Papua mengangkut BBM pakai pesawat yang tak terkonstruksiâ€.
“Tapi syukurnya pesawat di pedalaman baik-baik saja sebab tanpa itu juga maka BBM akan tidak ada disana,†ucapnya.
Oleh karena itu, sambung Elia, perlu ada pikiran praktis yang nyatanya dinegeri ini. Sebab selama ini semua seluruh pemangku kepentingan di provinsi, kurang melihat keadaan nyata di pedalaman sehingga sering kita merasa sukses tapi rakyat menyebut belum melakukan apa-apa.
“Itu masalah kita di Papua hari ini. Kita sudah banyak berbuat tapi karena (pelaksanaannya) sendiri-sendiri akhirnya masyarakat katakan tidak merasakan apa-apa (ada sentuhan pembangunan). Ini masalah kita di Papua hari iniâ€.
“Karena itu, saya berharap forum pemda provinsi, BUMN dan swasta yang ada di Papua menjadi dinamis kemudian bermanfaat bagi masyarakat Papua yang sebagian besar ada di kampung-kampung,†tutur dia.