Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Provinsi Papua, David Pagawak minta semua pihak yang bergerak dibidang
kepariwisataan agar bersiap menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang
sudah di depan mata.
David juga meminta seluruh kelompok maupun
komunikasi seni dan budaya di “bumi cenderawasih†agar bersiap karena efek dari keberadaan MEA
sudah mulai terasa.
“Sebab di era MEA saat ini, ada perlakuan
ekonomi yang bebas, sehingga untuk menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi
dunia saat ini, masyarakat harus siapâ€.
“Dalam artian, masyarakat maupun komunitas dan
kelompok - kelompok seni seperti kelompok – kelompok seni lagu atau tarian
harus siap dengan berkolaborasi supaya pariwisata Papua bisa lebih menjual di
era MEA ini,â€terang dia kepada pers, Selasa (23/2).
Ia mengatakan bila tidak mengemas produk
pariwisata Papua dengan menarik maka bisa-bisa dunia seni dan budaya dari luar
negeri dapat masuk dan mendominasi senu budaya daerah. “Kita tentunya tak ini
Papua kehilangan identitas seperti negara Singapura. Oleh karena itu, kami
berharap pariwisata Papua harus fleksibel dan menjual pada era MEA ini", ucap
dia.
Pada kesempatan itu, ia berharap tak ada lagi pihak-pihak
yang mengedarkan isu Papua tak aman sehingga membawa dampak negatif pada dunia pariwisata
Papua. Sehingga banyak wisatawan dalam maupun luar negeri enggan datang karena takut.
"Bila kriminalitas dan gangguan kamtibmas
tinggi saya kita itu biasa sebab di daerah lain juga pasti terjadi hal
demikian. Namun secara umum Papua aman, sehingga kenapa mereka tidak mau
datang? Tentu ada stigma yang menghalangi wisatawan datang dan ini yang kami
harapkan dihilangkan", imbau dia.
Selain itu, tambah dia, ada sejumlah agen
perjalanan yang beroperasi di Jakarta kerap membelokan wisatawan yang ingin
datang ke Papua. Mereka diarahkan ke Bali, Sulawesi, Kalimantan dan daerah lainnya.
â€Padahal semestinya mereka harus membiarkan wisatawan datang
ke Papua. Sebab Papua aman dan ada banyak sekali objek wisata yang bisa
dikunjungi", katanya.