Rencana Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Papua dan Papua Barat untuk menjual listrik ke negara tetangga Papua Nugini (PNG) dipertanyakan banyak pihak.
Salah satunya Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Papua, Bangun Manurung yang menilai hal itu bisa menjadi sebuah “mimpi buruk†sehingga mesti dipikir baik-baik sebab rencana penjualan listrik ke Papua Nugini direncanakan berlangsung pada April mendatang.
"Saya kira harus dipikir ulang lagi karena kita disini kan masih kekurangan daya listrik, kok malah mau dijual ke PNG," kata Bangun Manurung di Jayapura Rabu (9/3).
Masih menurut Bangun Manurung, pihak PLN mesti mempertimbangkan kebutuhan listrik di Papua, khususnya Kota Jayapura yang saat ini kapasitasnya sudah sangat berkurang dengan beban puncak yang ada. Apalagi setiap hari ada pembangunan perumahan yang sudah tentu membutuhkan ketersediaan jaringan listrik.
Oleh karena itu, ia menghimbau agar PLN lebih mengutamakan serta memprioritas kebutuhan listrik masyarakat Papua ketimbang daerah atau negara lain. "Utamakan dulu Papua lah. Kita disini saja masih padam-padam jadi kaji lebih baik lagi dulu, saya pikir begitu saja. Intinya menurut pemikiran saya inisiatif ini kurang bijak," tegas dia.
Pada kesempatan lain, General Manager PT PLN Wilayah Papua dan Papua Barat (WP2B), Yohanes Sukrislismono, Kamis (4/3) mengakui adanya rencana kerja sama bilateral antara Indonesia dengan PNG dibidang kelistrikan yang belum terealisasi sejak 2014 lalu.
Kerja sama ini pun mulai digalakkan pasca kunjungan Presiden Jokowi ke Port Moresby 2015 lalu dimana dalam beberapa kesepekatan membicarakan mengenai penjualan listrik ke Provinsi Vanimo Papua Nugini.
Hanay saja Yohanes mengklaim komitmen ini baru akan terlaksana setelah PLTU Holtekamp mulai beroperasi.
“Makanya masyarakat diminta untuk tak berprasangka buruk terkait penjualan listrik ke PNG karena kebutuhan listrik akan terpenuhi jika PLTU Holtekam mulai beroperasi. Dilain pihak, PLN juga berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mesin dan Gas (PLTMG) sebesar 50 MW dan 40 MW. Namun listrik yang rencana dijual ke Vanimo bersumber dari PLTU Holtekam,†jelasnya.