Badan Pusat Statistik (BPS) Papua merilis
total impor Papua pada Agustus 2016 mencapai US$76,71 juta atau meningkat 62,93
persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Impor tersebut terdiri dari impor migas
senilai US$14, 25 juta dan impor non migas senilai US$62,46 juta.
“Komoditi migas yang memiliki nilai impor terbesar adalah bahan
bakar kendaraan bermesin diesel senilai US$13,39 juta (94,01 persen). Sedangkan
lokomotif diesel-listrik merupakan
komoditi non migas yang memiliki nilai impor terbesar yaitu senilai US$4,87
juta (7,81persen),†kata Kepala BPS Papua J.B. Priyono dalam realease yang
diterima harian ini, pekan kemarin.
Priyono mengatakan nilai impor 10 golongan non
migas utama pada Agustus 2016 tercatat sebesar US$ 45,59 Juta atau naik 21,56
persen dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$37,50 juta.
Nilai impor berbagai produk kimia (HS38)
merupakan golongan barang
yang mengalami peningkatan terbesar yaitu
sebesar US$1,01 juta (219,35
persen), diikuti golongan
barang Alat Optik,
Fotografi, dan Alat
Kesehatan (HS90) sebesar US$0,36 juta
(53,61 persen) dan barang-barang dari
besi dan baja
(HS73) sebesar US$ 4,06 juta
(51,67 persen).
Sementara dibandingkan bulan
sebelumnya, pada Agustus 2016 impor
golongan non migas
lainnya juga meningkat sebesar US$14,76 juta (698,59 persen).
“Tiga barang non migas lainnya yang memiliki
nilai impor terbesar secara berturut-turut adalah lokomotif diesel- listrik
(US$4,87 juta), pesawat udara (US$3,35 juta) dan detonator listrik (US$2,09
juta),†ucapnya.
Sementara nilai impor dari tujuh negara utama pada Agustus 2016 senilai US$70,45 juta
atau mengalami peningkatan sebesar 118,46 persen dibandingkan nilainya pada
Juli 2016. Peningkatan impor terbesar berasal dari negara Jerman sebesar
US$4,55juta (954,45persen).
Nilai impor dari negara lainnya pada
Agustus2016 sebesar US$6,27juta,
tercatat turun 57,75 persen dibandingkan
nilainya pada Juli 2016 yang
sebesar US$14,84 juta.
“Ada tiga negara pemasok barang terbesar
selama Agustus 2016 adalah Australia dengan nilai US$29,88 juta (38,95 persen),
Singapura US$17,40juta (22,68 persen), dan Amerika Serikat US$11,31 juta (14,74
persen)â€.
“Impor
dari Australia memberikan andil
terbesar yang mencapai 34,98 persen dari total impor kumulatif Januari-Agustus
2016,†tuturnya.
Sekedar diketahui, nilai impor kumulatif yang
mengalami peningkatan terbesar adalah berasal dari negara Jerman sebesar 466,48
persen.
Impor dari
negara lainnya pada Januari-Agustus 2016 lebih rendah 14,93
persen dibanding Januari-Agustus 2015 yaitu dari US$105,81 Juta menjadi
US$90,02 juta.