Dewan Perwakilan Rayat Papua (DPR Papua)
mengutuk keras aksi penembakan terhadap seorang guru honorer di Mulia Kabupaten
Puncak Jaya pada Rabu (12/9) lalu.
Menurut Ketua DPR Papua Yunus Wonda,
penembakan yang diduga didalangi Kelompok Sipil Bersenjata (KKB) tersebut,
sangat tak dibenarkan dan tak boleh diberi toleransi.
“Siapapun yang mengambil nyawa orang lain itu
adalah perbuatan terkutuk. Ini sudah menyalahi ketentuan Tuhan apalagi yang
ditembak adalah seorang guru,†terang dia usai menghadiri acara Pembukaan PON
Jawa Barat di Bandung, Sabtu (17/9).
Menurut dia, apa apun yang terjadi, penembakan
terhadap seorang warga itu sangat disesalkan apalagi kepada seorang abdi negara
yang bekerja memajukan pendidikan di wilayah tersebut.
Kendati begitu, ia pun meminta kepada aparat
keamanan agar dalam melakukan pengejaran terhadap KKB, tak melakukan tindakan merugikan
kepada masyarakat yang tak terlibat.
“Harapan saya jangan sampai masyarakat jadi trauma
lagi dengan cara melakukan penyisiran di kampung-kampung untuk mencari pelaku
penembakan. Memang sulit untuk menangkap mereka dan kta mendukung upaya
pengejaran hanya sekali lagi saya atas nama pimpinan DPRP lakukan semua dengan
cara bermartabat,†tutur dia.
Ia menambahkan, sebenarnya selama dua tahun
terakhir situasi daerah dibawah kepemimpinan Bupati, Henok Ibo dan Wakilnya,
Yustus Wonda telah berhasil membuat kondusif di Puncak Jaya .
Namun, diakuinya, karena persoalan ideologi,
membuat seolah-olah perjuangan yang telah dilakukan menjadi sulit sekali untuk
diatasi. “Sebab mereka (KKB) bicara, keluarga tetaplah keluarga, kalian boleh
bicara pembangunan, tapi biarkan mereka tetap pada ideologinya sendiri.
Sehingga memang mengatasi persoalan KKB di Puncak Jaya pada akhirnya menjadi
tidak gampangâ€.
“Padahal sebenarnya semua pihak sudah berusah
dengan segala daya upaya, bahkan nyawa pun dipertaruhkan. Tapi sekali lagi sekarang
ini apa ada yang bisa hentikan pergolakan papua merdeka ? itu tidak ada,†akuinya.
Yunus pada kesempatan itu bahkan
memprediksikan situasi keamanan dan ketertiban di Punca Jaya justru akan
kembali memanas jelang Pilkada serentak jilid II 2017 mendatang.
“Saya prediksi akan terjadi potensi peningkatan gangguan
keamanan di wilayah itu menjelang Pilkada. Namun harapan kami tak ada lagi
korban penembakan terhadap masyarakat sipil,†harapnya.