Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Papua mempertanyakan alasan belum dilibatkannya pemerintah provinsi dalam
pembahasan mengenai kepentingan PT. Freeport Indonesia, padahal perusahaan
tambang emas raksasa tersebut, berkedudukan di Bumi Cenderawasih.
Kepada harian ini, Kepala ESDM Papua Bangun
Manurung menyebut belum tahu penyebab tak dilibatkannya Papua dalam pembahasan
Freeport. Meski begitu, ia tak berani menduga-duga apa alasannya, sebab yang
mengkoordinir pembahasannya, adalah Kementerian ESDM di Jakarta.
“Yang helas Pemprov Papua tidak ikut serta
dalam pembahasan masalah (Freeport). Belum tahu alasannya apa. Satu hal yang
pasti kami belum duduk bersama-sama untuk membahas item per item atau apapun
mengenai Freeport, saham, atau apapun mengenai perusahaan ini," terang dia
di Jayapura, kemarin.
Lucunya lagi, seloroh Bangun Manurung, dirinya
lebih banyak tahu masalah Freeport dengan Pemerintah Pusat dari media massa.
"Jujur selama saya lebih banyak dengar dari media massa saja. Yang pasti
kita masih menunggu dari pemerintah pusat untuk memanggil kami untuk ikut duduk
membahas,” terang dia
Oleh karenanya, Bangun berharap agar pemerintah
pusat tak lupa untuk melibatkan Papua. Sebab perusahaan tambang itu
berkedudukan di Papua sehingga mesti ada dampak bagi pemerintah dan masyarakat
setempat.
Sebelumnya, Gubernur Papua Lukas Enembe
mendukung Pemerintah Pusat yang tengah bernegoisasi untuk memiliki 51 persen
saham di perusahaan tambang emas raksasa PT. Freeport Indonesia.
Meski begitu, Lukas mengingatkan pemerintah
pusat agar tak lupa terhadap hak yang mesti diterima masyarakat Papua. Ia
berharap masyarakat setempat turut mendapat bagian dari 51 persen saham yang
sementara diupayakan pemerintah pusat tersebut.
“Pusat ingin dapat 51 persen saham Freeport, ok. Tapi
saya ingatkan orang Papua harus punya bagian juga didalam 51 persen itu. Ini harus kita sepakati,” terang dia.