Aksi simpatik terhadap Gubernur Papua Lukas Enembe mulai
bergulir, pasca dipanggil Penyidik Bareskrim Polri terkait dugaan tindak pidana
korupsi penggunaan anggaran pendidikan berupa beasiswa, yang tidak sesuai
peruntukannya tahun 2016.
Ribuan masyarakat yang mengklaim dari perwakilan lima
wilayah adat, memadati Halaman Kantor Gubernur Dok II Jayapura, Selasa (19/9),
menuntut pemerintah pusat melalui kepolisian untuk berhenti melakukan kriminilisasi terhadap
orang nomo satu di Papua tersebut.
Masyarakat datang spanduk dan poster, sebagai bentuk
dukungan terhadap Lukas Enembe. Sebuah pernyataan sikap pun dibacakan setelah
melakukan orasi, oleh penanggungjawab unjuk rasa, Albert Wanimbo. Pernyataan
sikap itu pun diserahkan kepada Ketua DPR Papua Yunus Wonda.
Yunus dalam kesempatan itu mengaku bakal melanjutkan
pernyataan sikap itu kepada Presiden. Sebab dinilainya upaya pemanggilan itu,
sebuah tindakan kriminilisasi karena mengarah pada kepentingan politik.
“Apa yang dialami Gubernur kita merupakan sebuah kesalahan
fatal. Tapi saya mau sampaikan kepada rakyat Papua bahwa Gubernur belum ditahan
sehingga jangan terpancing isu apa pun”.
“Namun jika sampai itu terjadi, saya akan bikin bakar batu
di Kantor Gubernur dan DPR Papua. Dimana kami siang malam kami akan ada
ditempat ini, hingga keputusan terakhir dan itu malapetaka,” sebutnya.
Terakhir Yunus Wonda berharap pemerintah pusat tak “membunuh”
Papua dengan cara-cara seperti itu. Sebab dikhawatirkan efek negatif dapat
timbul di kemudian hari,”ucap dia.
Sementara, Sekretaris Daerah Papua Hery Dosinaen memastikan
Gubernur Papua masih dalam keadaan aman dan tak ditahan sebagaimana isu yang
beredar di kalangan masyarakat. Dia mengaku, baru-baru ini mendampingi Gubernur
saat pemeriksaan di Bareskrim Polri.
“Setelah itu, Gubernur memerintahkan saya kembali ke Papua
untuk menjalankan roda pemerintahan. Makanya saya kembali supaya pembangunan
dan proses pemerintahan bisa berjalan normal seperti biasa di Papua,” katanya.
Dia pun berharap masyarakat tak berbuat keributan dan
gampang terprovokasi dengan oknum-oknum yang ingin memecah belah.
Sementara itu, aksi unjuk rasa serupa juga digelar
pada beberapa kabupaten. Seperti, Mimika, Nabire dan Biak Numfor.