Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua menilai
setiap konflik dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), sebenarnya
mampu diredam oleh para kandidat. Hanya saja, hal itu bisa terwujud bila
seorang kandidat kepala daerah, menujukkan sifat elegan dan mengakui
kekalahannya.
“Yang pasti, kandidat itu memiliki peran yang
sangat penting dalam proses Pilkada. Sebab bila kandidat mengajak pendukung
untuk berkonflik, maka hal itu bisa terjadi. Lain halnya bila mereka bisa
menerima maka konflik tak bakal terjadi,” terang Ketua KPU Papua, Adam Arisoi,
di Jayapura, Kamis.
Dia katakan, dalam pelaksanaan Pilkada
Gubernur dan tujuh bupati di bumi cenderawasih pada 2018 ini, potensi konflik
cukup tinggi. Meski begitu, sebagai penyelengara, KPU tetap melakukan berbagai
cara dan trik untuk meminimalisir konflik, khususnya antar pendukung pasangan
calon.
Apalagi dalam sebuah kompetisi maupun
kejuaraan (Pilkada), hanya akan menghasilkan satu pemenang. Dengan demikian, sebenarnya
pihak yang kalah wajib untuk mengakui dan memberi dukungan penuh bagi pihak
yang menang.
“Namun begitu, tak kalah penting adalah dukungan
dari pihak keamanan untuk mengawal proses tahapan ini hingga pada putusan nanti”.
“Makanya, kami di KPU berharap agar pihak keamanan
juga mampu secara dini mendeteksi persoalan-persoalan secara dini yang terjadi
pada pelaksanaan tahapan maupun proses Pilkada. Baik Pilbup maupun Pilgub,” harap
dia
Dia menambahan, untuk meminimalisir konflik
itu, pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan sosialisasi serta memberikan
pemahaman kepada masyarakat, sehingga diharapkan mampu mengurasi eskalasi
konflik yang akan timbul dari pelaksanaan Pilkada.
“Yang pasti, kami di KPU akan meminta pasangan calon agar
dapat mengendalikan pendukung masing-masing. Apalagi untuk Pilgub ini cuma dua
pasangan calon yang bertarung. Namun disatu sisi kita akui tekanannya akan sangat
kuat. Tapi kita berharap Pilkada kali ini, bisa berakhir aman dan damai,”pungkasnya.