Kepala Dinas Kesehatan Papua Aloysius Giay
kecewa dengan penanganan kesehatan yang dilakukan oleh Pemda Kabupaten Asmat,
hingga menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan gizi buruk di kabupaten
tersebut.
Sebab menurutnya, diprediksikan lebih Rp60
miliar anggaran dari pemerintah provinsi telah diturunkan untuk membiayai
program penanganan kesehatan di Asmat, baik dari dana Otsus, Gerbangmas Hasrat
Papua serta Kartu Papua Sehat (KPS).
“Kemudian ada dana dari pusat seperti Bantuan
Operasional Kesehetan (BOK) di Puskesmas serta Dana Alokasi Umum (DAK) untuk
pelayanan kesehatan dasar. Sehingga kalau kita manfaatkan ini dana ini dengan
baik paling tidak bisa meminimalisir (KLB),” terang Aloysius di Jayapura, Rabu
(17/1).
Diakui Aloysius, sesungguhnya kematian di
Asmat karena campak dan gizi buruk memang terjadi. Hanya saja, patut dilihat
dengan seksama apakan jumlah yang meninggal itu sesuai dengan yang disekpos ke
publik atau tidak.
Kendati demikian, pihaknya melalui instruksi
Gubernur Papua telah menurunkan tim ke Asmat yang diketahui telah tiba pada
Rabu pagi dan dengan sejumlah logistik berupa pemberian makanan tambahan, susu,
obat serta vaksin imunisasi.
Tim tersebut, akan melakukan pendataan
terhadap korban meninggal akibat KLB campak dan gizi buruk, mulai dari nama,
umur, jenis kelamin, alamatnya, nama orang tua bahkan wajib dibuktikan dengan
kuburan.
“Sebab standar operasional prosedurnya (SOP)
begitu apalagi untuk kematian. Yang pasti kami di provinsi tidak bisa hanya
karena ada laporan seseorang bahwa ada warga meninggal di kampung A sebanyak 10
orang lalu di tindaklanjuti menjadi bahan publik secara nasional”.
“Makanya kami dinas kesehatan sampai saat ini
belum tanggapi mengenai jumlah kematian dan kabar KLB di Asmat,” terangnya.
Yang pasti, sambung dia, dalam dua atau tiga
hari kedepan pihaknya akan menerima hasil pendataan dari tim yang diturunkan ke
Asmat. Setelah ada hasil dan laporan baru kemudian ditindaklanjuti dengan
mengambil langkah.
Ditempat yang sama, Gubernur Papua Lukas
Enembe mengaku sudah memerintahkan instansi teknis untuk mengecek kabar
kematian sekitar 58 orang di Asmat akibat KLB campak dan gizi buruk. Sebab
masalah ini sudah menjadi konsumsi nasional sehingga harus ada kejelasan.
Dia katakan, hal seperti ini sebenarnya sudah
pernah terjadi di Kabupaten Nduga, Deiyai dan Dogiyai Yahukimo. Dirinya pun
berharap masalah kematian ini tak dikait-kaitkan dengan masalah politik, sebab
kematian seperti ini sudah sering terjadi.
“Sehingga siapa yang mau disalahkan dengan kejadian
ini. Sebab dana sangat besar juga kita kirim ke kabupaten,” kata dia.