Gubernur Papua Lukas Enembe mempertanyakan
opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diraih Pemerintah Kabupaten Asmat
dalam beberapa tahun terakhir.
Pernyataan itu merujuk pada Kejadian Luar
Biasa (KLB) yang terjadi di kabupaten itu, beberapa pekan lalu hingga
menyebabkan puluhan anak dilaporkan meninggal dunia.
“Di Asmat ini selalu WTP terus dari tahun ke
tahun. Tapi kerjanya apa, (berhasil meraih opini) WTP kok bisa (terjadi KLB
campak dan gizi buruk) begitu. (Mestinya jika meraih) laporan WTP dari BPK RI,
berarti semua harus berjalan bagus termasuk penanganan bidang kesehatan,”
terang Lukas di Jayapura, Senin (22/1).
Masih dikatakan, setiap tahunnya pemerintah
provinsi menurunkan anggaran yang sangat besar untuk membiayai penanganan bidang
kesehatan di seluruh kabupaten, dari dana Otonomi Khusus (termasuk Asmat).
Oleh karenanya, Gubernur merasa bingung dengan
cara kerja bupati yang dinilai belum maksimal dalam melakukan penanganan
kesehatan di wilayahnya.
“Sekali lagi saya katakan dana kesehatan kita cukup
besar di setiap kabuapten. Selain 15 persen dari dana Otsus yang diturunkan ke
kabupaten, ada dana Kartu Papua Sehat (KPS), banyak rutin turun tapi kenapa bisa
ada masalah seperti ini,” terang dia.
Kendati begitu, Lukas tak lantas menaruh beban
kepada bupati setempat, sebab masih akan melihat keseluruhan aspek yang terjadi
disana (Asmat,red).
“Apakah KLB campak dan gizi butuk terjadi
karena kelemahannya ada di bupati, dinas kesehatan setempat ataukah petugas
kesehatan tidak ada di lapangan?”.
“Makanya saya sudah perintahkan untuk mendata
semua korban meninggal di Asmat. Baik mendata secara nama, alamat, keluarga lalu
meninggalnya dimana. Semua data harus jelas,” terangnya.
Lukas juga membenarkan informasi kematian
puluhan anak di Kampung Pedam, Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang
akibat diare, campak dan gizi buruk. Pihaknya sudah memerintahkan instansi terkait untuk turun melakukan
penanganan.
“Sebenarnya di seluruh Papua ada banyak orang Papua
mati banyak karena penyakit semacam ini. Namun satu hal yang pasti setelah kita
mendapatkan data kematian mengenai kematian di Asmat dan Pegunungan Bintang,
pemeritah provinsi segera mengambil tindakan memberi bantuan kepada pemda setempat”.
“Kita juga akan panggil bupati setempat sekaligus mempertanyakan
dana yang kita beri, dipergunakan untuk apa saja,” pungkasnya.