Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Papua
Soedarmo mengaku kagum dengan kemegahan Gedung Negara yang berlokasi di Dok V
Atas Jayapura. Gedung peninggalan sejak jaman Belanda ini, dipandang olehnya
sebagai akin yang perlu dipertahankan.
“Belum ada kediaman Gubernur di Indonesia seperti rumah
dinas Gubernur Papua, Ini ikon Papua yang perlu dipertahankan. Sebab sangat
luar biasdan megah besar,” sebut Soedarmo, kepada pers, dalam satu kesempatan,
kemarin.
Selain memuji kemegahan gedung negara, Dirjen Politik dan
Pemerintahan Umum Kemendagri ini mengapresiasi megahnya Kantor Gubernur, lebih
khusus ruang kerjanya yang sudah sangat representatif.
“Ruang kerja Gubernur ini ada tepat untuk bekerja, kemudian
sudah ada ruang rapat, ruang pertemuan ini sudah sangat membanggakan seorang
kepala daerah,” sebut dia.
Sebelumnya, Gedung Negara diresmikan Gubernur Papua nonaktif
Lukas Enembe pada 9 April 2017 lalu. Pembangunan gedung negara ini menghabiskan
dana Rp. 96 Miliar. Enembe pada awal Februari lalu baru saja meresmikan ruang
kerja Gubernur.
Sementara selain membangun Gedung Negara, Pemprov Papua juga
membangun Kantor kepresidenan yang berlokasi tepat di samping atau masih berada
satu area gedung kebanggaan masyarakat Kota Jayapura itu.
Dengan dibangunnya kantor kepresidenan, diharapkan kepala
negara dapat menginap pada tempat yang telah disediakan itu, saat berkunjung ke
bumi cenderawasih. Dimana, kantor kepresidenan telah dibangunan sesuai standar
tempat tinggal seorang kepala negara, berikut perabotan serta hal pendukung
lainnya.
“Kita harap Presiden bisa berkantor di gedung yang sudah
dibuat ini sewaktu berkunjung ke Jayapura. Gedung ini sudah jadi dan siap
difungsikan”.
“Sebab satu hal yang pasti, kantor kepresidenan itu selain
untuk difungsikan oleh kepala negara, sekaligus sebagai warisan kepada seluruh
masyarakat Papua. Sebab akan menjadi satu kebanggaan bila seorang Presiden
menempati dan berkantor pada gedung yang telah dibangun itu,” sambung Asisten
Bidang Umum Sekda Papua Elysa Auri.