Dengan akan dicanangkannya Gerakan
Pembangunan Terpadu Perbatasan di Kantor Bupati Kabupaten Merauke,
Bupati Boven Digoel Benediktus Tambonop, mendorong pembangunan pos lintas batas
negara (PLBN) di Yetetkun yang berbatasan langsung dengan Ambaga, Papua Nugini.
Pembangunan PLBN diyakini mampu meningkatkan perekonomian
masyarakat yang menghuni wilayah perbatasan. Sebab dengan kondisi yang ada saat
ini saja, perputaran uang per hari diklaim oleh Bupati Tambonop diatas Rp1
juta.
“Sayangkan karena akses jalan belum ada maka warga Papua
Nugini kalau beli pinang dari Boven Digoel berpikira dua kali untuk beli dalam
jumlah banyak. Sebab mereka harus berjalan kaki sejauh tiga kilometer,” tutur Bupati Tambonop, Minggu (15/4), di Merauke.
Dia katakan, bila Boven Digoel telah memiliki PLBN diyakin
pihak negara tetangga akan membangun sarana serupa, berikut akses jalan,
sehingga kegiatan perekonomian akan lebih bertumbuh di perbatasan
Yetetkun.
Pihaknya pun berencana membangun sebuah mini market, guna
mengajak seluruh orang Papua Nugini agar berbelanja di swalayan yang nantinya
bakal dibangun itu.
“Sebab sekarang saja jumlah pelintas batas diatas lima yang
membeli kebutuhan bahan pokok dan lainnya. Namun jika ada acara keluarga di
Yetekun, dipastikan warga Papua Nugini yang datang bisa sekitar 50-100 orang. Mengapa
karena ini dua bersaudara yang terpisah negara. Sehingga bila ada acara
keluarga nantinya akan saling mengunjungi, dan itu sudah biasa di Baoven
Digoel,” terangnya.
Sementara ditanya barang yang paling dicari masyarakat Papua
Nugini di Boven Digoel, selain bahan pokok atau makanan, mereka banyak membeli
rokok, pinang serta senjata angin.
“Cuma memang senjata angin yang sering dipakai berburu ini
memang dilarang di Papua Nugini. Tapi banyak yang tetap mencari. Karena
biasanya mereka menggunakan itu untuk berburu burung, terutama cenderawasih,”
terang dia.
Sementara disinggung mengenai peredarang barang ilegal
seperti narkoba ganja, dia mengaku sudah pernah mendapat laporan namun dengan
bantuan pihak keamanan, mampu meminimalisir peredarannya.
“Yang pasti pengamanan kali ini saya pikir sudah lebih baik
ketimbang sebelumnya. Pihak TNI/Polri kali ini lebih memperketat untuk mencegah
peredaran barnag haram itu. Bahkan di areal perbatasan Boven Digoel sampai
dengan saat ini belum pernah kami temukan ada masyarakat kami menanam ganja.
Tentu kita harap hal seperti ini tidak terjadi dan akan kami usahakan untuk
diminimalisir dan dihilangkan,” pungkasnya.