Menkopolhukam Wiranto mengapresiasi
stabilitas (keseimbangan,red) hubungan sosial yang masih terjaga hingga saat
ini, diantara seluruh etnis yang hidup di Kabupaten Merauke. Dia menilai
stabilitas yang tercipta sangat positif, sehingga masyarakat pendatang dan asli
(Marin), mampu hidup berdampingan secara rukun, aman serta damai.
“Saya apresiasi stabilitas di Merauke. Untuk itu, bupati
saya minta jagalah ini dan terus jadikan Merauke sebagai salah satu ikon
percontohan”.
“Apalagi di kabupaten tertimur di Indonesia ini, ada puluhan
etnik suku bangsa bisa hidup rukun dalam ciptakan satu stablitas,” imbau
Wiranto pada panen padi bersama Mendagri, Kementerian Pertanian, Penjabat
Gubernur Papua serta Pemda setempat, di Kampung Marga Mulya, Distrik Semangga,
Kabupaten Merauke, Senin (16/4).
Dia pun mengingatkan seluruh masyarakat maupun pelaku
politik di Merauke agar terus menjaga stabilitas yang sudah terbangun.
“Kalau berpolitik boleh, tapi jangan berkelahi. Karena tidak
bagus dan melemahkan diri kita sendiri. Makanya saya harap semua pihak bisa
menjaga stabilitas baik pemerintah maupun masyarakat,” harap dia.
Dia tambahkan, Indonesia yang disebut sebagai “mutiara” di
khatulistiwa, merupakan satu negara dengan beragam kondisi geografis, namun dikaruniai
Tuhan kesuburan, keindahan dan keberagaman luar biasa.
Oleh karenanya, dia mengajak semua pihak untuk bisa
mensyukuri perjuangan para pendahulu bangsa yang telah bekerja luar biasa
hingga mampu menyatukan negeri ini dari berbagai persoalan maupun perbedaan.
“Negara ini dipersatukan oleh Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
Artinya meski kita beragam tapi kini jadi satu. Makanya, sekali lagi saya
terkesan bisa diijinkan kembali kunjungi Merauke, dengan harapan rasa persatuan
bisa terus terjaga diatas negeri ini,” tutupnya.