Gubernur Papua Lukas Enembe mengingatkan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait di lingkungan pemerintah provinsi, agar dalam melaksanakan pembangunan infrastruktuan.r, didasarkan pada prinsip berkelanjut.
Hal demikian bertujuan agar dampak negatif pembangunan
infrastruktur bagi lingkungan maupun kehidupan sosial budaya masyarakat Papua,
dapat dikendalikan seminimal mungkin.
“Sebab alam dan lingkungan hidup Papua mesti dijaga, karena
sebagai sumber kehidupan masyarakat Papua saat ini serta di masa yang akan
datang,” terang Lukas dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Bidang
Umum Sekda Papua Elysa Auri, pada Rapat Koordinasi Bidang Infrastruktur, di
Jayapura, Selasa (25/9).
Dikatakan, pelaksanaan pembangunan infrastruktur sudah
semestinya memberikan manfaat dan dampak positif bagi masyarakat. Dilain pihak,
mampu memfasilitasi kegiatan sosial dan ekonomi untuk mencapai visi pembangunan
daerah.
Sebab, Otonomi Khusus (Otsus) yang diberlakukan di Provinsi
Papua setidaknya wajib memenuhi prinsip perlindungan, keberpihakan, dan
pemberdayaan.
“Makanya untuk menjawab tuntutan pembangunan dibidang
infrastruktur, pelaksanaan rapat koordinasi kali ini diharapkan bisa
mengkonsolidasi dan mengidentifikasi capaian pembangunan infrastruktur.
Sehingga diteukan solusi praktis yang dapat ditindaklanjuti di daerah.”
“Dilain pihak, ada inovasi baru yang dihasilkan sehingga
memberikan warna baru melalui sudut pandang baru dalam merencanakan
infrastruktur yang mendukung pembangunan manusia Papua. Tetapi tak ketinggalan
dengan tetap memperhatikan prinsip pembanguann berkelanjutan,” harapnya.
Ditambahkan, periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Papua 2013 – 2018 telah berakhir dan akan dilanjutkan dengan
RPJMD 2018-2023.
Dengan demikian tantangan pembangunan Papua di bidang
infrastruktur dan lingkungan hidup saat ini meliputi, upaya untuk memastikan
tercapainya target pembangunan lima tahun pada masa periode RPJMD 2013-2018.
Kemudian dengan dimulainya masa periode RPJMD 2018-2023,
maka tantangan kedepan adalah melakukan penyusunan roadmap dan indikator
pembangunan infrastruktur 2019-2023. “Namun tak sampai disitu sebab tantangan
kita secara keseluruhan adalah terkait permasaahan ekonomi, kesejahteraan, dan
kualitas pembangunan manusia.”
“Persoalan tersebut, salah satunya diakibatkan oleh
terbatasnya akses pelayanan infrastruktur dasar, rendahnya konektivitas wilayah
serta belum optimalnya pengembangan infrastruktur pendukung. Sehingga untuk
menjawab tantangan ini, dari pelaksanaan rapat koordinasi ini diharapkan bisa
menghasilkan solusi guna menjawab berbagai permasalahan yang muncul itu,”
tuntasnya.