Gubernur Papua Lukas Enembe memerintahkan
pihak ketiga untuk tetap melanjutkan pekerjaan pembangunan Jembatan Holtekamp
meski masih ada gugatan dari pemilik ulayat ke pengadilan.
Gugatan tersebut, berkenaan dengan klaim salah satu pemilik
ulayat yang mengaku belum mendapat ganti rugi atas pembangunan Jembatan
Holtekamp.
“Kemarin ini memang yang dibayar oleh Dinas PU Papua salah
orang. Sekarang digugat lagi. Padahal tinggal sedikit lagi jalan ini sudah
tersambung. Sebenarnya dari dulu sudah bisa tersambung tapi lahan ini
bermasalah lagi.”
“Ya memang persoalan di Papua ini harus bicara baik-baik
dengan orang adat. Harus diselesaikan hak ulayat baru bisa bangun. Papua itu
begitu, kalau salah bayar bisa pusing. Kendati begitu kepada teman-teman (pihak
ketiga) yang kerja tetap lakukan saja. Jangan berhenti karena pekerjaan harus
dijalankan. Jangan takut sebab kita masih tunggu proses persidangan,” terang
Lukas di Jayapura, usai meninjau pembangunan Jembatan Holtekamp, pekan lalu.
Lanjut Lukas, hambatan pembangunan Jembatan Holtekamp saat
ini adalah sebagian hak ulayat belum dibayarkan.
Untuk itu, dia berharap jika nanti pegadilan sudah memutuskan pemilik sah atas suatu tanah di
Holtekamp, dia mengharapkan agar semua pihak dapat menerima dan tak ada lagi
gugatan yang justru menghambat proses pembangunan jembatan.
“Sebab dua tahun kedepan ini, untuk 2019 dan 2020, program
kerja kita fokuskan untuk pelaksanaan PON XX 2020. Dimana uangnya kita pakai
untuk mempercantik Kota dan Kabupaten Jayapura. Makanya pertama lahan harus
beres dulu. Ada jalan belum diaspal akan dipercantik. Belum talud kita
bereskan. Supaya ada kesan yang baik bagi atlet dan siapa pun yang nanti datang
ke Papua saat PON,” tuntasnya
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XVIII
Papua, Osman H Marbun, mengapresiasi Gubernur Lukas yang memberikan jaminan
untuk memperlancar pihak ketiga dan instansinya mendorong pembangunan jalan
pendukung ke Jembatan Holtekamp.
“Gubernur sudah bicara untuk tanah yang belum diselesaikan
pemerintah, akan dipertimbangan untuk diselesaikan sehingga saat bekerja tak
bakal dipalang warga. Ini sesuai harapan kami sehingga kita pun mengapresiasi
Gubernur dan masyarakat karena kami bisa bekerja tanpa dibayar dulu hak
ulayatnya,” ucap dia.
Marbun pun menyatakan siap berkoordinasi dengan pihak
perbankan yang berkeinginan membantu mempercantik Jembatan Holtekamp dengan
ikut membangun aksesori pendukung.
“Padahal sebenarnya pemasangan aksesori ini sudah masuk
dalam rencana kita. Tapi kalau nanti ada yang lebih baik dan menarik, kenapa
tidak kita terima. Intinya, kita bersedia saja untuk kerja sama karena jembatan
ini kan untuk menarik wisatawan juga”.
“Sebab berada di jembatan ini seperti kita sedang berada di
luar negeri. Kita seperti tidak di Indonesia atau pun Papua. Sehingga kedepan
jika jembatan ini difungsikan saya yakin akan sangat luar biasa. Pastinya akan
tumbuh investasi di sekitar jembatan ini,” tutupnya.