Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi
Papua pada triwulan pertama 2018, jenis kelamin jumlah penderita HIV perempuan
lebih banyak dari laki-laki. Dimana perempuan mencapai 7.440 orang sementara
laki-laki 5.825 orang.
Kendati demikian, untuk angka kasus AIDS hampir sebanding
dimana laki-laki mencapai 11.267 orang dan perempuan 11.208 orang.
Menurut Gubernur, dari data diatas, kaum perempuan pula
menjadi yang paling rentan untuk terinveksi TB paru, dimana ibu rumah tangga
menjadi yang terbesar. Sehingga dari data tersebut, isu gender perlu mendapat
perhatian dalam upaya penanggulangan TB paru danHIV/AIDS di Papua.
“Karena dari aspek epedemiologi TB patu dan HIV/AIDS memberi
gambaran bahwa perempuan lebih rentan terkena dua penyakit mematikan ini
ketimbang laki-laki. Hal demikian dipengaruhi oleh beberapa hal yang terkait
dengan kesenjangan gender itu,” ujar
Gubernur Papua Lukas Enembe yang dibacakan Kepala Dinas P3AKB Papua Anike Rawar,
pada Pelatihan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) dalam
penanggulangan HIV/AIDS dan Tuberkolosis, Senin (15/10).
Masih dikatakan, salah satu wujud pelaksanaan
pangarusutamaan gender adalah adanya perencanaan dan penganggaran yang
responsif gender. Dimana dua proses tersebut Saling terkait dan terintegrasi
untuk mengatasi kesenjangan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat dalam
pelaksanaan pembangunan.
Termasuk program maupun kegiatan pencegahan TB paru dan
HIV/AIDS yang sementara dilaksanakan.
Menurut ia, penanganan dua penyakit mematikan ini merupakan
prioritas nasional yang menjadi sorotan dan masalah kesehatan dunia maupun
Indonesia. ”Juga merupakan salah satu indokator WHO, dalam mewujudkan dunia
bebas TB paru 2050. Sebab meski telah dilakukan berbagai upaya, penyebarannya
masih tinggi”.
“Hal demikian disebabkan antara lain, status ekonomi, gizi,
keterjangkauan fasilitas pelayanan berkualitas, tingkat pendidikan, serta
masalah sosial budaya termasuk didalamnya ketimpangan gender,” katanya.
Oleh karena itu, sambung Gubernur, pihaknya menyambut
positif dukungan pemerintah pusat melalui kementerian terkait yang mendorong
penyelenggaraan kegiatan bimtek itu. Sehingga harapannya kedepan, para peserta
yang mengikuti kegiatan dapat pula mendorong kesetaraan gender dalam pencegahan
maupun pengendalian TB paru serta HIV/AIDS.