Jayapura-Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Papua, menilai pihak Komisi E DPR Papua, "sepotong-potong" dalam melakukan analisa pembangunan Critical dan Mechanical Centre RSUD Dok II Jayapura.
Menurut Kepala Dinas PU Provinsi Papua, Ir. Adwin Ichwan, sebelum melakukan pembangunan gedung Critical dan Mechanical Centre RSUD Dok II Jayapura, dinas PU telah menyiapkan perencanaan makro pembangunan gedung tersebut. Sehingga perencanaan detailnya akan segera, baru akan disiapkan sesudah dimulainya pembangunan lanjutan.
"Jadi perencanaan makronya sudah ada dan yang belum ada perencanaan detailnya, karena kita belum mulai membangun, tapi kalau kita sudah mulai membangun, itu tentunya perencanaan detail sudah harus disiapkan," paparnya, kepada wartawan, disela-sela Laporan Pendapat Komisi-Komisi, dalam Rapat Paripurna ke - IV pembahasan RAPBD Papua Tahun 2006, di Kantor DPRP, Selasa (16/5)..
Sebelumnya, mengenai proyek pembangunan Critical dan Mechanical Centre di RSUD Dok II Jayapura, Komisi D meminta perhatian khusus eksekutif sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh Dinas PU Papua, yang tanpa menggunakan desain atau perencanaan awal, seperti belum adanya desain mekanikal dan elektrical, desain jaringan pembuangan limbah, jaringan air bersih dan air kotor.
Komisi E DPRP menilai, pihak Dinas PU sebagai pelaksana teknis dalam melakukan pembangunan, hanya memperkirakan struktur pembangunan gedung. Selain itu, menurut temuan Komisi B DPRP, Dinas PU belum membayarkan jasa konsultan yang merancang dan mendesain pembangunan gedung tersebut. Sehingga, konsultan itu, hingga saat ini belum menyerahkan gambar desain elektrik termasuk pembangunan instalasi oksigeb dan saluran pembuangan lainnya. Komisi B DPRP, mensinyalir, pembangunan yang dilakukan saat ini hanya dibuat berdasarkan "perkiraan" yang tanpa sesuai kerangka bangunan menurut struktur bangunan yang dibuat oleh konsultan.
"Jadi, DPRP melihatnya sepotong-sepotong, kalau dibilang untuk limbah dan lainnya secara makro perencanaannya sudah, kemudian begitu kita mau lakukan pembangunan lanjutan, nah setelah itu baru kita lakukan perencanaan detail.
Kalau untuk perencanaan bangunan struktur utamanya, itu merupakan satu bagian keseluruhan dari rumah sakit. Kan kita bangunnya sekarang itu bertahap, pertama untuk gedung E, yaitu pembangunan gedung Critical dan Mechanical Center terus gedung B untuk menampung seluruh aktivitas lain-lain, kemudian dari situ baru kita bisa lanjut ke bangunan lain.
Sambil berjalan, memang perencanaannya belum seluruhnya tuntas, tapi khusus untuk pekerjaan critical center ini rencananya sudah komplit. Untuk saluran pipanya sudah ada ancar-ancar tapi kalau secara mendetail itu belum," tutur Adwin..
Menyoal permintaan Komisi E DPRP yang mengusulkan untuk diambil sejumlah dana sebesar Rp. 10 milyar dari dana total pembangunan rumah sakit Dok II yang dananya sebesar Rp. 27 milyar, untuk pelayanan public kesehatan masyarakat, kata Adwin, "kalau seperti itu terserah dari mereka. Karena sekarang kan anggaran pun belum devinitif, tapi kalau sudah devinitif ya mungkin ada pergeseran-pergeseran. Jadi tergantung dalam pembahasan nanti," ucap Adwin.**