Bumi Cenderawasih kini sedang berada dalam
posisi “darurat AIDS”. Bagaimana tidak, data Dinas Kesehatan Provinsi Papua
menyebut, hingga September 2018, angka kasus HIV dan AIDS kini menembus 38.874
kasus.
“Papua sedang dalam "darurat AIDS" sehingga harus
ada upaya untuk menekan kasus ini, agar tidak banyak orang lain yang tertular
lagi,” terang Asisten Bidang Pemerintahan Setda Provinsi Papua Doren Wakerkwa,
di Jayapura, Kamis.
Ia mengimbau perlu segera ada upaya pertobatan massal dari
seluruh umat yang ada diatas tanah ini, supaya penyebaran penyakit mematikan
itu dapat ditekan. Dalam artian, sikap dan perilaku hidup sehat perlu
digalakkan serta tak ketinggalan berupaya setia kepada pasangannya.
“Ya, langkah-langkah seperti ini menjadi salah satu upaya
termudah untuk terhindar dari virus mematikan ini. Untuk itu, kita juga
berharap ada sinergitas antara instansi dan lembaga terkait, agar bisa
mensosialisasikan bahaya penyebaran virus ini. Sehingga angka prevalensi Orang
Dengan HIV/AIDS (ODHA) dapat terus menurun,” terang dia.
Doren juga mengimbau masyarakat di wilayahnya untuk lebih
dini memeriksakan diri ke rumah sakit, guna mengantisipasi penularan virus Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dan Aqcuuired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS).
Sebab ada kebiasaan masyarakat yang pada akhirnya berani
memeriksakan diri ke rumah sakit apabila penyakit yang dideritanya sudah
stadium akhir. “Nah kebiasaan seperti inilah yang pada akhirnya menyebabkan
banyak orang Papua masuk ke rumah sakit bukannya keluar menjadi sembuh, justru
sebaliknya (tambah parah bahkan meninggal)”.
“Makanya saya minta supaya masyarakat jangan menunggu hingga
penyakitnya sudah stadium empat atau parah baru memeriksakan diri dan pergi ke
rumah sakit. Sebab ke rumah sakit dalam kondisi seperti itu tetap tidak dapat
tertolong,” katanya.
Dia juga mengimbau masyarakat untuk bisa menghindari minuman
beralkohol dan narkoba yang paling banyak menjadi “pintu masuk” HIV/AIDS.
Mengapa demikian, karena minuman beralkohol dan narkoba biasanya menyulut seks
bebas yang pada akhirnya menjadi faktor penyebar penyakit mematikan ini.
“Sehingga sekali lagi memang perlu ada sinergitas antara
dinas kesehatan, rumah sakit hingga Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA)
setempat untuk mensosialisasikan betapa pentingnya memeriksakan kesehatan lebih
dini guna menghindari penularan virus HIV/AIDS”.
“Sebab penting sekali kita mencegah lebih dini penyebaran
virus mematikan ini,” harapnya.