Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua
berpendapat, penghentian dana Otsus yang setara dua persen Dana Alokasi Umum
(DAU) nasional pada 2021, berpotensi menyulitkan pemerintah daerah dalam upaya
menekan angka kemiskinan di bumi cenderawasih.
Mengapa demikian, sebab saat ini saja dengan ditunjang dana
Otsus sejak 2002, penurunan angka kemiskinan berjalan lambat dan tak terlalu
signifikan.
“Sebab dari pantauan kami ada Dana Otsus saja penurunan
kemiskinan berjalan lambat, Apalagi dicabut dana Otsusnya,” ucap Kepala Bidang
Statistik Sosial BPS Provinsi Papua Bagas Susilo, di Jayapura, kemarin.
Ia jelaskan, kondisi kesejahteraan masyarakat bumi cenderawasih
dari pantauan BPS, kian membaik selama 19 tahun terakhir pelaksanaan Otonomi
Khusus.
Tercatat persentase penduduk miskin pada periode tersebut
menurun secara signifikan sebesar 27,32 persen poin. Yakni dari 54,75 persen
pada Maret 1999, menjadi 27,43 pada September 2018. Sementara dalam lima tahun
pertama Otsus Papua berjalan (2001-2005), persentase penduduk miskin pun
dicatat menurun sebesar 0,97 persen, yaitu dari 41,80 menjadi 40,83 persen.
Begitu pula pada lima tahun kedua pelaksanaan Otsus
(2006-2010), dimana persentase penduduk miskin turun 4,72 persen. Penurunan
terbesar terjadi pada periode Maret 2010-Maret 2011.
“Kalau dilihat pun terdapat 4,82 persen penduduk yang pada
2010 penghasilannya di bawah garis kemiskinan, kini bergeser di atas garis
kemiskinan menjadi tidak miskin.”
“Begitu pun untuk persentase penduduk miskin di Papua selama
enam bulan terakhir ini mengalami penurunan sebesar 0,31 persen poin yaitu dari
27,74 persen pada Maret 2018 menjadi 27,43 persen pada September 2018. Sehingga
dana Otsus kami yakini sangat berpengaruh pada tingkat kemiskinan. Otomatis
juga berpengaruh pada kondisi kesejahteraan masyarakat Papua secara tidak
langsung karena sudah ada ketergantungan,” jelasnya
Ia tambahkan, saat ini masyarakat Papua sangat bergantung
pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) setempat sebesar satu persen, namun 99 persen
bergantung pada Otsus, DAU, DAK dan lainnya.
Sehingga demikian, kita bisa prediksikan jika otonomi ini
dicabut maka akan sangat berpengaruh pada kondisi kesejahteraan masyarakat.