Rektor Institut Pemerintahan
Dalam Negeri (IPDN) Prof. Murtir Jeddawi memastikan bakal mengalokasikan kuota
80 persen untuk merekrut calon praja orang asli Papua (OAP), dalam penerimaan
tahun ini.
Hal demikian disampaikan Murtir Jeddawi di
Jayapura, usai rapat bersama pejabat Pemprov Papua, para bupati, sekda dan
kepala badan kepegawaian daerah, Senin (11/3).
“Ini merupakan keberpihakan bagi orang asli
Papua, sebab kita juga melihat animo anak-anak Papua dan Papua Barat untuk
masuk dalam IPDN sangat tinggi sekali. Makanya kita dorong kuota 80 persen bagi
OAP dan 20 persen bagi non Papua pada seleksi penerimaan praja IPDN formasi
2019,” terang ia.
Sementara terkait kunjungannya ke bumi
cenderawasih, lanjutnya, bertujuan memberi penjelasan kepada pihak terkait agar
pemenuhan kuota 80 persen bagi anak-anak asli daerah ini, bisa benar-benar
tercapai.
“Juga ingin menjelaskan kepada pihak terkait
agar nanti anak-anak Papua yang ikut seleksi ini mempersiapkan apa yang
diperlukan. Sehingga mereka bisa berkompetisi dan dapat lulus
sebanyak-banyaknya,” tutur ia.
Sementara ditanya soal jumlah kuota penerimaan
seleksi 2019, dia sampaikan masih sementara diusulkan ke Menpan RB. Hanya satu
hal yang pasti adalah perekrutan di Papua memprioritaskan anak asli Papua (80
persen OAP).
“Soal jumlah kuota kita tunggu saja. Yang
pasti setiap tahun kuotanya bertambah terus.. dimana untuk tahun lalu saja yang
lulus sebanyak 153 orang,” ucapnya.
Asisten Bidang Umum Sekda Papua, Elysa Auri
meminta kepada kabupaten/kota agar mulai membekali para anak-anak lulusan
sekolah menengah atas dengan memberikan pelatihan seleksi sistem CAT, agar
kuota 80 persen itu bisa dipenuhi.
“Saya rasa ini jadi tugas kita bersama-sama. Sebab
jangan sampai kuota 80 persen yang diberikan tidak bisa dipenuhi dan hangus.
Makanya kalau boleh, jangan hanya 80 persen, kita siapkan lebih dari 80
persen,” tegas ia.