Kelompok Kerja ESDM dan Industri Pedesaan
Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) mengklaim sekitar 78 persen kampung
di bumi cenderawasih telah dialiri listrik.
Kendati demikian, menurut Ketua Pokja Industri Pedesaan,
Aries Muftie, masih ada kendala lain yang dihadapi, yakni menyangkut persoalan
administrasi.
“Sebab kampung yang sudah dialiri listrik berarti ada
administrasi yang harus dibayar. Sementara untuk membayar ini harus ada
pendapatan, karena itu pembangunan industrinya harus dipercepat,” terang Aries
usai bertemu Asisten Sekda Papua Noak Kapisa dan PT. PLN Wilayah Papua dan
Papua Barat, di Kantor Gubernur Dok II Jayapura, Rabu (12/6).
Menurut dia, ada tiga hal yang harus disiapkan oleh
pemerintah daerah untuk mendukung proses administrasi. Yakni meliputi rancangan
energi, Rencana Induk Pengembangan Industri Daerah (RIPIDA) serta Rencana Umum
Ttata Ruang (RUTR).
“Sebab Presiden menginginkan ada satu industri di setiap
kampung. Maka itu, tiga hal ini saling sinkron sehingga bisa dibangun dari sisi
makronya,” tegas ia.
Dia tambahkan, ada peluang bagi kampung-kampung di Papua
untuk bisa dijadikan industri bagi masyarakat setempat melalui Dana Desa serta
Dana Kampung dan Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun CSR dari berbagai pihak.
Namun demikian, dibutuhkan komitmen pula dari masyarakat
kampung untuk bisa mewujudkan hal itu.
Sementara Asisten Sekda Papua Noak Kapisa mengapresiasi
kunjungan KEIN ke Papua. Sebab kehadiran lembaga ini memastikan masalah
kelistrikan di tanah Papua, agar mampu tersuplai dengan maksimal kepada seluruh
masyarakat di kampung-kampung.
“Intinya pihak KEIN ini ingin mendapat masukan dari kita
untuk dibawa dan laporkan kepada presiden untuk bagaimana perkembangan
pembangunan kelistrikan di Papua kedepan”.
“Kita harap kedepan seluruh kampung di Papua bisa teraliri
listrik. Sehingga kehadiran KEIN diharapkan bisa mendorong mewujudkan hal itu,”
pungkasnya.